Bisnis.com, JAKARTA — Kenaikan nilai transaksi bursa diperkirakan akan berlanjut sepanjang April 2020 seiring dengan potensi penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Berdasarkan data Bloomberg, transaksi broker sepanjang Maret 2020 tercatat mencapai Rp332,11 triliun. Jumlah ini melonjak 22,49 persen dibandingkan Februari 2020 sebesar Rp262,95 triliun.
Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan menilai transaksi sepanjang Maret 2020 tergolong tinggi karena dipicu aksi jual yang massif. Aksi jual tersebut, lanjut Alfred tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di bursa dunia.
“Reaksi pasar cukup tinggi sehingga transaksi juga melonjak,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Senin (6/4/2020)
Dia memprediksi pada April 2020 ini transaksi saham masih akan tinggi. Namun, pada bulan ini transaksi akan lebih banyak diwarnai aksi beli oleh para investor. Terlebih, pelaku pasar mulai bergairah untuk berburu saham-saham yang terdiskon.
“Tidak bisa dipungkiri, secara kondisi memang ketika market lagi bearish adalah waktu yang tepat untuk masuk ke pasar,” imbuhnya.
Baca Juga
Senada, Head of Capital Market Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan meski potensi IHSG untuk kembali terkoreksi masih ada, perkembangan pasar dua minggu belakangan ini membuat investor cukup percaya diri melakukan akumulasi beli.
“Terutama untuk investor yang long term, pasti melihat saat ini menarik sekali untuk masuk. Kemarin IHSG kena level 4000an, kita pernah semurah itu terakhir kapan? Pas 2008,” tuturnya kepada Bisnis, Senin (6/4/2020).
Wawan juga menilai kenaikan nilai transaksi masih akan berlangsung dalam jangka pendek dan menengah karena harga-harga saham yang ada masih tergolong sangat murah. Kendati demikian, dia menyebut pasar juga masih akan diwarnai oleh aksi profit taking.
“Tapi ya itu wajar, karena sekarang sudah mulai naik dari level terendah kemarin kan. Market juga akan membuat level wajar baru, kepala 5 [level 5000an] udah oke,” tambahnya.
Di sisi lain, Wawan menyebut pembatasan auto reject asimetris yang diterapkan oleh Bursa Efek Indonesia cukup efektif menjadi salah satu penopang kepercayaan diri investor untuk bertransaksi. Batas bawah yang dangkal membuat investor merasa aman saat harga saham jatuh karena tidak akan terlalu drastis.
“Ketika ada sentimen negatif, turunnya tertahan. Tapi ketika ada sentimen positif naiknya kan tidak dibatasi. Nah itu membuat investor langsung masuk dan membuat transaksinya naik,” tutur Wawan.