Bisnis.com, JAKARTA - PT Barito Pacific Tbk. akan menggelontorkan dana sebanyak-banyaknya Rp1 triliun untuk membeli kembali atau buyback saham perseroan.
Wakil Direktur Utama Barito Pacific Rudy Suparman mengatakan aksi buyback akan dimulai dalam waktu hingga tiga bulan (13 Maret 2020-13 Juni 2020) mendatang sesuai periode yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Komitmen buyback saham ini dilakukan sebagai bentuk keseriusan perseroan menjaga level of confidence investor terhadap Barito Pacific,” ujar Rudy seperti melalui keterangan resmi yang diterima Bisnis, Kamis (12/3/2020).
Dana yang disiapkan perseroan sebanyak-banyaknya Rp1 triliun yang sudah termasuk biaya transaksi, biaya perantara perdagangan, dan biaya lainnya sehubungan dengan transaksi buyback saham.Adapun, perseroan menunjuk PT Henan Putihrai untuk melakukan pembelian kembali saham perseroan melalui bursa efek.
Emiten berkode saham BRPT itu berencana akan membeli sebanyak-banyaknya 2 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan atau sekitar 1,78 miliar saham. Perseroan akan melakukan pembelian kembali saham dengan harga yang lebih rendah atau sama dengan harga penutupan sebelumnya.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Kamis (12/3/2020), saham BRPT parkir di level Rp700 per saham, terkoreksi 10,83 persen atau 85 poin. Sepanjang tahun berjalan 2020, BRPT telah bergerak melemah 53,64 persen.
BRPT akan menyimpan saham yang dibeli kembali untuk dikuasai sebagai saham treasury dengan jangka waktu tidak lebih dari 3 tahun sejak berakhirnya periode buyback. Per 28 Februari 2020, perseroan masih memiliki jumlah saham treasury 0,56 persen atau sekitar 502,43 juta saham.
Rencananya saham yang dibeli kembali itu akan dilepas jika harga saham telah meningkat dengan melalui beberapa cara antara lain waran, ditarik kembali dengan cara pengurangan modal, dijual baik melalui Bursa maupun luar Bursa. Opsi lain yaitu pelaksanaan konversi utang perseroan, dan pelaksanaan Employee Stock Option Plan atau Employee Stock Purchase Plan.
Manajemen BRPT menyebut, Perseroan menilai pelaksanaan pembelian kembali saham tidak akan mengganggu pendapat dan laba perseroan karena saldo dan aruskas laba perseroan yang tersedia saat ini diklaim mencukupi kebutuhan dana untuk melaksanakan pembelian saham kembali.
Berdasarkan laporan keuangan hingga Juni 2019, perseroan mencatatkan laba sebesar US$67,7 juta, turun 50,3 persen dibandingkan dengan capaian periode yang sama pada 2018 sebesar US$136,4 juta. Sementara itu, kas dan setara kas perseroan tercatat sebesar US$720,22 juta, turun 12,5 persen daripada perolehan pada periode yang sama 2018 sebesar US$800,57 juta.