Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Catat Empat Risiko yang Perlu Diwaspadai Investor Surat Utang pada 2020

Kendati prospek pasar surat utang secara umum masih menarik pada 2020, tetapi daya tariknya tak sebesar pada tahun ini.
Head of Fixed Income Mandiri Sekuritas Handy Yunianto (kiri) dan Head of Industry dan Regional Research Bank Mandiri Dendi Ramdani menjadi pembicara dalam Macroeconomic Outlook di Jakarta, Rabu (15/5/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Head of Fixed Income Mandiri Sekuritas Handy Yunianto (kiri) dan Head of Industry dan Regional Research Bank Mandiri Dendi Ramdani menjadi pembicara dalam Macroeconomic Outlook di Jakarta, Rabu (15/5/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Mandiri Sekuritas memaparkan beberapa risiko yang dikhawatirkan oleh investor surat utang pada 2020. Berikut penjelasannya.

Kepala Riset Pendapatan Tetap Mandiri Sekuritas Handy Yunianto mengatakan kondisi tahun ini cenderung bullish bagi pasar obligasi. Kendati prospek pasar surat utang secara umum masih menarik pada  2020, tetapi daya tariknya tak sebesar pada tahun ini.

Pihaknya pun menyaring beberapa hal yang memicu kekhawatiran di mata investor surat utang terhadap prospek pada tahun depan. Pertama, penurunan suku bunga acuan oleh The Fed tak akan berlanjut pada tahun depan.

Seperti diketahui, sepanjang tahun ini The Fed telah memangkas suku bunga acuannya sebanyak tiga kali. Pemangkasan suku bunga itu pun akhirnya diikuti oleh kebijakan bank sentral lainnya termasuk Bank Indonesia yang memangkas suku bunga acuan sebanyak empat kali atau 100 basis poin ke level 5%.

Kedua, masuknya China ke indeks surat utang. Masuknya surat utang China ke dalam indeks dikhawatirkan akan menurunkan pamor surat utang RI.

Ketiga, larinya dana asing dari instrumen surat berharga negara (SBN). Kondisi Indonesia saat ini masih bergantung pada dominasi investor asing dalam instrumen SBN sehingga penurunan kepemilikan asing dalam instrumen tersebut memicu pasar obligasi goyah.

"Foreign fund outflow juga menjadi risiko," ujarnya dalam jumpa pers di Gedung Plaza Mandiri, Kamis (19/12/2019).

Terakhir, risiko juga terlihat pada melebarnya defisit neraca berjalan. Handy menilai pelebaran defisit neraca berjalan menjadi dilema karena kerap kali berasal dari pertumbuhan ekonomi.

"Current account deficit apakah melebar lagi karrna ekonomi tumbuh sedikit, current account deficit meningkat," katanya.

Secara umum, dia memproyeksikan imbal hasil surat utang negara (SUN) tenor 10 tahun berada di kisaran 6,8% sehingga return yang diberikan sebesar 10%.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper