Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri pergerakannya di zona merah pada perdagangan hari ketiga berturut-turut.
Sebaliknya, nilai tukar rupiah mampu bangkit dari pelemahannya dan ditutup menguat seiring dengan melemahnya indeks dolar AS.
Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com, Kamis (12/12/2019):
Saham TLKM dan UNVR Tertekan, IHSG Ditutup Melemah 0,66 Persen
Pergerakan IHSG ditutup melemah 0,66 persen atau 40,7 poin di level 6.139,40 setelah mengakhiri pergerakannya pada Rabu (11/12) di level 6.180,1 dengan koreksi tipis 0,06 persen atau 3,41 poin.
Seluruh sembilan sektor berakhir di wilayah negatif, dipimpin properti (-1,53 persen), infrastruktur (-1,32 persen), dan barang konsumen (-1,21 persen).
Dari 668 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 151 saham menguat, 247 saham melemah, dan 270 saham stagnan.
Saham TLKM dan UNVR yang masing-masing turun 2,47 persen dan 2,61 persen menjadi penekan utama IHSG pada akhir perdagangan.
Berkat The Fed, Rupiah Kembali Menguat
Rupiah berhasil menghentikan pelemahannya selama dua hari berturut-turut dan ditutup menguat melawan dolar AS, setelah The Fed memberikan sinyal bahwa suku bunga acuan akan ditahan hingga 2020.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Kamis (12/12/2019) rupiah ditutup di level Rp14.032 per dolar AS, menguat tipis 0,04% atau 5 poin. Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama bergerak stabil di level 97,165.
Ahli Strategi Makro DBS Bank di Singapura Chang Wei Liang mengatakan bahwa stabilitas kebijakan moneter global dan The Fed yang mengisyaratkan untuk mempertahankan suku bunga acuan hingga 2020 telah mendorong arus masuk ke aset berisiko, termasuk rupiah.
Menanti Hasil Hitung Cepat Pemilu, Pound Sterling Bergerak Terbatas
Pound sterling bergerak terbatas pada perdagangan hari ini seiring dengan dimulainya pemilihan umum Inggris yang akan menentukan nasib rencana Brexit milik Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.
Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 17.25 WIB pound sterling bergerak melemah tipis sebesar 0,02% di level US$1,3193 per pound sterling. Padahal, pada pertengahan perdagangan pound sterling sempat menyentuh level US$1,3229 per pound sterling, tertinggi sejak 27 Maret.
Kepercayaan diri pasar yang bertaruh pada kemenangan untuk Partai Konservatif, partai Perdana Menteri Boris Johnson, tampak mulai memudar sehingga mendorong pound sterling untuk menahan kenaikannya.
Harga CPO Masih Oke Tahun Depan, Tetapi Harus Waspada
Harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil) diperkirakan masih memanas hingga tahun depan, kendati sempat mereda beberapa hari ini.
Analis Asia Trade Point Futures Deddy Yusuf Siregar mengatakan, harga CPO dari awal tahun sudah menguat karena potensi gangguan produksi di Indonesia dan Malaysia. "Kenaikan ini dipicu oleh potensi turunnya pasokan, seiring dengan kekeringan yang melanda kawasan Indonesia dan Malaysia [dua produsen utama sawit dunia]," katanya saat dihubungi oleh Bisnis, Kamis (12/12/2019).
Dia menambahkan, meskipun sempat terkoreksi akibat perkiraan melemahnya permintaan dari India, konsumen sawit global, harga CPO masih bakal melanjutkan reli karena kuatnya permintaan dari program biodiesel.
Harga emas Comex untuk kontrak Februari 2020 terpantau naik 4,10 poin atau 0,28 persen ke level US$1.479,10 per troy ounce pukul 19.06 WIB, saat indeks dolar AS melemah.
Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama, terkoreksi 0,26 persen atau 0,252 poin ke posisi 97,161.
Di dalam negeri, harga emas batangan Antam berdasarkan daftar harga emas untuk Butik LM Pulogadung Jakarta naik Rp6.000 menjadi Rp750.000 per gram. Harga pembelian kembali atau buyback emas juga bertambah Rp6.000 menjadi Rp664.500 per gram.