Bisnis.com, JAKARTA - PT PP Presisi Tbk. konservatif dalam menggunakan dana belanja modal atau capital expenditure. Dari dana yang disiapkan tahun ini senilai Rp1 triliun, diperkirakan hanya terserap Rp600 miliar hingga Rp700 miliar.
Direktur Keuangan PP Presisi Benny Pidakso mengatakan hingga Oktober 2019, serapan capex perseroan senilai Rp580 miliar. Perseroan memilih konservatif dalam menggunakan dana capex karena untuk tahun ini sebagian besar proyek infrastruktur mengalami keterlambatan.
"Tahun depan, kami akan tetap konservatif di capex karena di sektor presisi beda dengan industri lain. Jika capex digenjot tetapi jumlah proyek yang berjalan tidak sesuai perkiraan, maka akan menjadi beban penyusutan yang besar," jelasnya dalam paparan publik di Jakarta, Kamis (21/11/2019).
Untuk dana capex yang disiapkan tahun depan, Benny menyebutkan angkanya tidak berubah dari tahun ini, yaitu sekitar Rp1 triliun. Penggunaan capex sepanjang tahun ini sebagian besar digunakan untuk belanja alat berat.
Hingga Oktober perseroan telah mengenggam kontrak baru senilai Rp3,1 triliun. Selama bulan kesepuluh, kontrak perseroan bertambah Rp200 miliar yang sebagian besar berasal dari kontrak civil work Bendungan Bener.
Pada akhir tahun, emiten dengan kode saham PPRE ini menargetkan nilai kontrak baru senilai Rp5,8 triliun. Benny menyatakan pihaknya optimistis dapat mencapai target tersebut melalui tiga proyek dengan nilai kontrak yang cukup besar.
Baca Juga
Proyek-proyek tersebut antara lain jalan angkut batu bara dengan PT Inti Pancar Dinamika di Kaltim dan Kalteng dengan perkiraan nilai proyek berkisar Rp1 triliun hingga Rp1,3 triliun.
Selain itu, ada juga proyek pembangunan jalan tol Semarang-Demak dengan nilai kontrak sekitar Rp1,6 triliun dan proyek Bandara Kediri melalui anak usaha yang akan ditandatangani pada akhir bulan ini dengan kontrak sekitar Rp1 triliun.
"Dengan tiga proyek tersebut, di luar proyek kecil, bisa capai angka pemasaran akhir tahun Rp5,8 triliun," katanya.