Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Belanja Modal PP Presisi (PPRE) Hanya Terserap hingga 70 Persen

Perseroan memilih konservatif dalam menggunakan dana capex karena untuk tahun ini sebagian besar proyek infrastruktur mengalami keterlambatan.
Jajaran direksi PT PP Presisi Tbk. seusai menyampaikan paparan publik di Jakarta pada Kamis (21/11/2019)./Bisnis-Annisa Sulistyo Rini
Jajaran direksi PT PP Presisi Tbk. seusai menyampaikan paparan publik di Jakarta pada Kamis (21/11/2019)./Bisnis-Annisa Sulistyo Rini

Bisnis.com, JAKARTA - PT PP Presisi Tbk. konservatif dalam menggunakan dana belanja modal atau capital expenditure. Dari dana yang disiapkan tahun ini senilai Rp1 triliun, diperkirakan hanya terserap Rp600 miliar hingga Rp700 miliar.

Direktur Keuangan PP Presisi Benny Pidakso mengatakan hingga Oktober 2019, serapan capex perseroan senilai Rp580 miliar. Perseroan memilih konservatif dalam menggunakan dana capex karena untuk tahun ini sebagian besar proyek infrastruktur mengalami keterlambatan.

"Tahun depan, kami akan tetap konservatif di capex karena di sektor presisi beda dengan industri lain. Jika capex digenjot tetapi jumlah proyek yang berjalan tidak sesuai perkiraan, maka akan menjadi beban penyusutan yang besar," jelasnya dalam paparan publik di Jakarta, Kamis (21/11/2019).

Untuk dana capex yang disiapkan tahun depan, Benny menyebutkan angkanya tidak berubah dari tahun ini, yaitu sekitar Rp1 triliun. Penggunaan capex sepanjang tahun ini sebagian besar digunakan untuk belanja alat berat.

Hingga Oktober perseroan telah mengenggam kontrak baru senilai Rp3,1 triliun. Selama bulan kesepuluh, kontrak perseroan bertambah Rp200 miliar yang sebagian besar berasal dari kontrak civil work Bendungan Bener.

Pada akhir tahun, emiten dengan kode saham PPRE ini menargetkan nilai kontrak baru senilai Rp5,8 triliun. Benny menyatakan pihaknya optimistis dapat mencapai target tersebut melalui tiga proyek dengan nilai kontrak yang cukup besar.

Proyek-proyek tersebut antara lain jalan angkut batu bara dengan PT Inti Pancar Dinamika di Kaltim dan Kalteng dengan perkiraan nilai proyek berkisar Rp1 triliun hingga Rp1,3 triliun.

Selain itu, ada juga proyek pembangunan jalan tol Semarang-Demak dengan nilai kontrak sekitar Rp1,6 triliun dan proyek Bandara Kediri melalui anak usaha yang akan ditandatangani pada akhir bulan ini dengan kontrak sekitar Rp1 triliun.

"Dengan tiga proyek tersebut, di luar proyek kecil, bisa capai angka pemasaran akhir tahun Rp5,8 triliun," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper