Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PP Presisi (PPRE) Himpun Kontrak Baru Rp3 Triliun Semester I/2025

PT PP Presisi Tbk. (PPRE) membukukan total nilai kontrak Rp3 triliun sepanjang semester I/2025.
Proyek konstruksi tambang PT PP Presisi Tbk. (PPRE)./pp-presisi.co.id
Proyek konstruksi tambang PT PP Presisi Tbk. (PPRE)./pp-presisi.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - PT PP Presisi Tbk. (PPRE) membukukan total nilai kontrak Rp3 triliun sepanjang semester I/2025.

Capaian itu mencerminkan strategi ekspansi bisnis yang dijalankan serta penguatan daya saing operasional secara konsisten.

Pencapaian ini menjadi pijakan penting bagi PPRE untuk terus menghadirkan solusi konstruksi berkelanjutan yang mendukung percepatan pembangunan infrastruktur nasional dan memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan.

Terbaru, PPRE mengantongi kontrak proyek sipil di Merauke, Papua, senilai Rp144 miliar. Proyek itu merupakan bagian dari pencapaian perusahaan dalam lini bisnis jasa sipil yang mendukung sektor perkebunan.

Dalam proyek tersebut, scope of work anak usaha PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) itu mencakup pekerjaan pemindahan tanah permukaan (stripping) pembangunan jalan sementara, dan pembangunan sistem drainase yang direncanakan berlangsung selama 14 bulan.

Proyek ini menjadi bagian penting dari fase awal pengembangan wilayah di salah satu lokasi strategis nasional. Perolehan kontrak baru itu makin mengukuhkan reputasi PPRE sebagai penyedia jasa konstruksi yang adaptif dan andal dalam memenuhi kebutuhan proyek-proyek di Indonesia ditengah fluktuasi bisnis konstruksi nasional.

Direktur Utama PPRE, Rizki Dianugrah, menyampaikan bahwa capaian ini merupakan wujud konsistensi perusahaan dalam menjalankan strategi pertumbuhan berkelanjutan.

“Perolehan proyek ini menjadi bukti nyata komitmen kami dalam mendukung pembangunan nasional. Dengan fokus pada efisiensi, kualitas, dan pengelolaan risiko, kami siap mengoptimalkan kinerja melalui pemanfaatan kapabilitas alat berat yang dimiliki," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (10/7/2025).

Situasi pada 2025 diprediksi masih akan diliputi berbagai kekhawatiran, terutama dengan kebijakan ekonomi protektif Amerika Serikat yang akan menciptakan gejolak pada inflasi dan neraca perdagangan dunia.

Perusahaan akan memberikan jasa secara terintegrasi pada seluruh lingkup jasa pertambangan, mulai dari pembangunan infrastruktur utama dan pendukung kegiatan pertambangan, hingga kegiatan utama jasa pertambangan seperti pekerjaan mining operation, mining infrastructure development, secondary ore hauling, hingga road maintenance.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Ana Noviani
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper