Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bangkit dari penurunan tajamnya dan ditutup menguat di tengah reli bursa saham Asia.
Seiring dengan meningkatnya daya tarik aset berisiko yang didorong ekspektasi tercapainya kesepakatan antara Amerika Serikat dan China, nilai tukar rupiah pun memperpanjang penguatannya terhadap dolar AS.
Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com, Senin (28/10/2019):
Harapan AS-China Damai, IHSG Ditutup di Zona Hijau
Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan IHSG berakhir naik 0,21 persen atau 13,04 poin di level 6.265,38 dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Lima dari sembilan sektor berakhir di zona hijau, dipimpin aneka industri (+1,25 persen) dan barang konsumen (+1,16 persen). Empat sektor lainnya ditutup di zona merah, dipimpin infrastruktur yang turun 0,44 persen.
Baca Juga
Dari 659 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 180 saham menguat, 213 saham melemah, dan 266 saham stagnan.
Saham PT Astra International Tbk. (ASII) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) yang masing-masing naik 1,47 persen dan 2,41 persen menjadi pendorong utama penguatan IHSG di akhir perdagangan.
Bursa Asia Naik ke Level Tertinggi dalam 3 Bulan
Penguatan bursa Asia didorong penguatan saham di China dan Hong Kong. Indeks saham bluechip CSI 300 naik 0,6 persen dan indeks Hang Seng Hong Kong menanjak 1 persen. Indeks Nikkei Jepang pun naik 0,3 persen ke level tertinggi dalam satu tahun.
Baik Kantor Perwakilan Dagang AS maupun Kementerian Perdagangan China menyatakan bahwa pejabat pemerintah masing-masing negara “hampir menyelesaikan” beberapa bagian dari perjanjian perdagangan.
Optimisme bahwa Beijing dan Washington akhirnya hampir menyelesaikan perselisihan mereka membuat indeks S&P 500 AS melampaui rekor penutupan pada perdagangan 26 Juli di level 3.025,86, meskipun berakhir sedikit di bawah level itu pada Jumat (25/10/2019).
Hasil laporan yang kuat dari sejumlah perusahaan termasuk Intel juga mendorong sentimen di pasar ekuitas. Lebih dari 81 persen perusahaan di AS telah mengalahkan ekspektasi Wall Street sejauh musim laporan kali ini meskipun ada kekhawatiran tentang perang perdagangan.
Minat Aset Berisiko Naik, Rupiah Ditutup Terapresiasi
Rupiah ditutup terapresiasi pada perdagangan Senin (28/10/2019) seiring dengan AS dan China hampir menyelesaikan isi kesepakatan perdagangan parsialnya sehingga meningkatkan minat investasi aset berisiko.
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa penguatan rupiah terbantu dengan meredanya ketegangan perdagangan AS dan China sehingga membuat dolar AS cenderung bergerak melemah.
Tercatat, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama bergerak turun 0,05% menjadi 97,787.
Laba Tumbuh 4 Kali Lipat, Saham KINO Ditutup Menghijau
Saham PT Kino Indonesia Tbk. menguat 5,29% pada penutupan perdagangan Senin (28/10/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, saham KINO menguat 5,29% ke level Rp4.180 atau naik 210 poin dari penutupan perdagangan sebelumnya. Di level harga tersebut, produsen minuman Larutan Cap Kaki Tiga itu memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp5,97 triliun.
Saham KINO sepanjang hari ini telah ditransaksikan sebanyak 2.567 kali dengan volume transaksi 9,22 juta saham dan nilai transaksi Rp38,01 miliar. Net foreign buy sebesar Rp1,69 miliar.
Dihantui Tipisnya Persediaan, Seng Menguat dalam 4 Perdagangan Berturut-turut
Tidak hanya nikel yang berada di bawah bayangan ketatnya stok persediaan di gudang yang dilacak oleh LME, stok seng juga dalam tekanan sehingga mendorong penguatan harga selama empat perdagangan berturut-turut.
Berdasarkan data Bloomberg, hingga perdagangan Jumat (25/10/2019), persediaan seng di gudang yang terdaftar di LME menurun ke level 58.525 ton, sekaligus menjadi yang terendah sejak Oktober 2007.
Akibatnya, kekhawatiran pasar terkait persediaan yang menipis telah meningkat dan mendukung harga seng bergerak di zona hijau. Pada perdagangan Senin (28/10) hingga pukul13.48 WIB, harga seng di bursa LME menguat 0,33 persen menjadi US$2.522 per ton.
Harga emas Comex untuk kontrak Desember 2019 terpantau menguat 3 poin atau 0,20 persen ke level US$1.508,30 per troy ounce pukul 18.14 WIB, menuju penguatan hari perdagangan ketiga berturut-turut.
Ekonom National Australia Bank John Sharma mengatakan bahwa fokus pasar kini tertuju pada pertemuan The Fed yang dijadwalkan berlangsung pada 29-30 Oktober 2019 sehingga membuat pasar cenderung wait and see untuk mengambil emas.
“Yang benar-benar akan dinanti para investor adalah kejelasan The Fed untuk melanjutkan sikapnya yang dovish sepanjang tahun ini atau tidak,” ujar John seperti dikutip dari Reuters.
Di dalam negeri, harga emas batangan Antam berdasarkan daftar harga emas untuk Butik LM Pulogadung Jakarta terpantau stagnan di Rp757.000 per gram. Harga pembelian kembali atau buyback emas Antam turut stagnan di Rp679.000 per gram.