Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Naik ke Level Tertinggi dalam 3 Bulan

Bursa Asia naik ke level tertingginya dalam tiga bulan pada perdagangan siang ini (Senin, 28/10/2019), didorong harapan kesepakatan perdagangan dan laporan kinerja keuangan yang kuat dari perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat (AS).
bursa asia
bursa asia

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Asia naik ke level tertingginya dalam tiga bulan pada perdagangan siang ini (Senin, 28/10/2019), didorong harapan kesepakatan perdagangan dan laporan kinerja keuangan yang kuat dari perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan data Reuters, indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang menguat 0,5 persen, kenaikan perdagangan hari ketiga berturut-turut, ke level tertinggi sejak akhir Juli.

Pada saat yang sama, indeks futures Stoxx 50 Euro dan indeks futures DAX Jerman diperdagangkan di posisi lebih tinggi menjelang perdagangan bursa saham di Eropa.

Penguatan bursa Asia didorong penguatan saham di China dan Hong Kong. Indeks saham bluechip CSI 300 naik 0,6 persen dan indeks Hang Seng Hong Kong menanjak 1 persen. Indeks Nikkei Jepang pun naik 0,3 persen ke level tertinggi dalam satu tahun.

Baik Kantor Perwakilan Dagang AS maupun Kementerian Perdagangan China menyatakan bahwa pejabat pemerintah masing-masing negara “hampir menyelesaikan” beberapa bagian dari perjanjian perdagangan.

Diskusi antara kedua belah pihak disebutkan akan berlanjut. Presiden AS Donald Trump mengatakan berharap untuk menandatangani perjanjian tersebut dengan Presiden China Xi Jinping dalam suatu konferensi di Chile bulan depan.

Kabar ini menjadi angin segar setelah perang dagang yang berlarut-larut antara dua negara berekonomi terbesar di dunia itu mengganggu aktivitas manufaktur, ekspor, dan kepercayaan bisnis secara global selama lebih dari satu tahun terakhir.

"Sampai sekarang, ketidakpastian dari perdagangan AS-China telah menahan perusahaan untuk melakukan pengeluaran dan perekrutan,” ujar Tatsushi Maeno, pakar strategi senior di Okasan Asset Management.

“Tapi jika mereka akan mencapai kesepakatan, itu akan menandai titik balik utama dalam sentimen ekonomi,” tambahnya, dikutip dari Reuters.

Optimisme bahwa Beijing dan Washington akhirnya hampir menyelesaikan perselisihan mereka membuat indeks S&P 500 AS melampaui rekor penutupan pada perdagangan 26 Juli di level 3.025,86, meskipun berakhir sedikit di bawah level itu pada Jumat (25/10/2019).

Hasil laporan yang kuat dari sejumlah perusahaan termasuk Intel juga mendorong sentimen di pasar ekuitas. Lebih dari 81 persen perusahaan di AS telah mengalahkan ekspektasi Wall Street sejauh musim laporan kali ini meskipun ada kekhawatiran tentang perang perdagangan.

Investor selanjutnya menantikan rilis laporan keuangan sejumlah raksasa teknologi seperti Alphabet Inc, Apple, dan Facebook.

Sementara itu, aktivitas di akhir pekan ini akan didominasi oleh pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve. Bank sentral AS ini diperkirakan akan lebih lanjut memangkas suku bunga acuannya pada pertemuan yang berakhir Rabu (30/10/2019) waktu setempat.

Pertemuan The Fed selanjutnya akan disusul oleh rapat kebijakan moneter Bank of Japan (BoJ) pada Kamis (31/10).

“Hasil dari pertemuan kebijakan FOMC kemungkinan besar akan menarik reaksi terbesar pasar,” tutur Richard Grace, kepala strategi mata uang di Commonwealth Bank.

"Kami juga berpikir risikonya adalah FOMC akan mengartikulasikan jeda untuk keputusan suku bunga di masa mendatang. Ini artinya perkiraan untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Desember akan dengan cepat menguap sekaligus membuat dolar AS dan yield AS naik,” tambah Grace.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper