Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harapan AS-China Damai, IHSG Ditutup di Zona Hijau

Kabar ini menjadi angin segar setelah perang dagang yang berlarut-larut antara dua negara berekonomi terbesar di dunia itu mengganggu aktivitas manufaktur, ekspor, dan kepercayaan bisnis secara global selama lebih dari satu tahun terakhir.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (18/10/2019). /Antara-Nova Wahyudi
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (18/10/2019). /Antara-Nova Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil membukukan rebound dan mengakhiri pergerakannya pada perdagangan Senin (28/10/2019) di zona hijau, bersama penguatan bursa Asia.

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan IHSG berakhir naik 0,21 persen atau 13,04 poin di level 6.265,38 dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Jumat (25/10), IHSG berakhir di level 6.252,34 dengan penurunan tajam 1,38 persen atau 87,3 poin, sekaligus mematahkan rentetan reli penguatan selama 10 hari berturut-turut sejak perdagangan Jumat (11/10/2019).

Sebelum menutup pergerakannya pada Senin (28/10) di zona hijau, indeks sempat terpantau tergelincir ke zona merah. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak fluktuatif di level 6.243,35 – 6.278,16.

Lima dari sembilan sektor berakhir di zona hijau, dipimpin aneka industri (+1,25 persen) dan barang konsumen (+1,16 persen). Empat sektor lainnya ditutup di zona merah, dipimpin infrastruktur yang turun 0,44 persen.

Dari 659 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 180 saham menguat, 213 saham melemah, dan 266 saham stagnan.

Saham PT Astra International Tbk. (ASII) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) yang masing-masing naik 1,47 persen dan 2,41 persen menjadi pendorong utama penguatan IHSG di akhir perdagangan.

Indeks saham lainnya di Asia pun rata-rata berakhir di wilayah positif, di antaranya indeks Nikkei 225 Jepang (+0,30 persen), indeks Hang Seng Hong Kong (+0,84 persen), dan indeks Kospi Korea Selatan (+0,27 persen).

Adapun di China, dua indeks saham utamanya, Shanghai Composite dan CSI 300 berakhir menguat masing-masing sebesar 0,85 persen dan 0,76 persen.

Dilansir dari Reuters, penguatan bursa Asia didorong harapan kesepakatan perdagangan dan laporan kinerja keuangan yang kuat dari perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat (AS).

Baik Kantor Perwakilan Dagang AS maupun Kementerian Perdagangan China menyatakan bahwa pejabat pemerintah masing-masing negara “hampir menyelesaikan” beberapa bagian dari perjanjian perdagangan kedua negara.

Diskusi antara kedua belah pihak disebutkan akan berlanjut. Presiden AS Donald Trump mengatakan berharap untuk menandatangani perjanjian tersebut dengan Presiden China Xi Jinping dalam suatu konferensi di Chile bulan depan.

Kabar ini menjadi angin segar setelah perang dagang yang berlarut-larut antara dua negara berekonomi terbesar di dunia itu mengganggu aktivitas manufaktur, ekspor, dan kepercayaan bisnis secara global selama lebih dari satu tahun terakhir.

"Sampai sekarang, ketidakpastian dari perdagangan AS-China telah menahan perusahaan untuk melakukan pengeluaran dan perekrutan,” ujar Tatsushi Maeno, pakar strategi senior di Okasan Asset Management.

“Tapi jika mereka akan mencapai kesepakatan, itu akan menandai titik balik utama dalam sentimen ekonomi,” tambahnya, dikutip dari Reuters.

Optimisme bahwa Beijing dan Washington akhirnya hampir menyelesaikan perselisihan mereka membuat indeks S&P 500 AS melampaui rekor penutupan pada perdagangan 26 Juli di level 3.025,86, meskipun berakhir sedikit di bawah level itu pada Jumat (25/10/2019).

Hasil laporan yang kuat dari sejumlah perusahaan termasuk Intel juga mendorong sentimen di pasar ekuitas. Lebih dari 81 persen perusahaan di AS telah mengalahkan ekspektasi Wall Street sejauh musim laporan kali ini meskipun ada kekhawatiran tentang perang perdagangan.

Investor selanjutnya menantikan rilis laporan keuangan sejumlah raksasa teknologi seperti Alphabet Inc, Apple, dan Facebook.

Sementara itu, aktivitas di akhir pekan ini akan didominasi oleh pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve. Bank sentral AS ini diperkirakan akan lebih lanjut memangkas suku bunga acuannya dalam pertemuan yang berakhir Rabu (30/10/2019) waktu setempat.

Menurut tim riset Samuel Sekuritas Indonesia, penguatan IHSG ditopang oleh sentimen positif baik dari luar maupun dalam negeri dan penguatan pada bursa regional.

Pada perdagangan Jumat (25/10), bursa saham AS ditutup di zona hijau, dengan indeks Dow Jones menguat 0,57 persen, S&P 500 naik 0,41 persen, dan Nasdaq menanjak 0,70 persen.

Dari dalam negari, Bank Indonesia (BI) pekan lalu kembali memotong suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI 7DRRR) sebesar 25 basis poin menjadi 5 persen.

“Untuk pekan ini, pasar harus memperhatikan rapat The Fed yang diperkirakan akan kembali memangkas suku bunga untuk ketiga kalinya tahun ini. Saat ini konsensus menunjukan bahwa 87 persen pelaku pasar memperkirakan ada penurunan suku bunga sebesar 25 bps,” papar Samuel Sekuritas, dikutip dari riset hariannya.

The Fed akan mengumumkan keputusan mengenai suku bunga dalam Federal Open Market Committee (FOMC) meeting pada 29-30 Oktober mendatang.

Selain itu, terkait kelanjutan progres perang dagang AS-China, AS akan kembali mengimpor sejumlah komoditas seperti unggas dan ikan lele dari Negeri Tirai Bambu, sedangkan China akan mencabut larangan terhadap unggas AS.

Di tengah terkereknya daya tarik aset berisiko, nilai tukar rupiah lanjut ditutup menguat 10 poin atau 0,07 persen di level Rp14.028 per dolar AS, setelah berakhir terapresiasi 21 poin atau 0,15 persen di posisi 14.038 pada Jumat (25/10).

Sebaliknya, indeks dolar AS, yang melacak pergerakan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama, terpantau turun tipis 0,061 poin atau 0,06 persen ke level 97,770 pada Senin (28/10) pukul 15.51 WIB.

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

Kenaikan (persen)

ASII

+1,47

ICBP

+2,41

UNVR

+0,81

SMGR

+3,39

Saham-saham penekan IHSG:

 Kode

Penurunan (persen)

TLKM

-0,47

BRPT

-1,98

BNLI

-2,97

PGAS

-1,71

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper