Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali terseret kekhawatiran pasar global mengenai perlambatan ekonomi dan melanjutkan pelemahannya pada perdagangan hari kelima beruntun.
Sebaliknya, nilai tukar rupiah mampu menguat bersama mata uang lainnya di Asia di tengah berlanjutnya pelemahan indeks dolar AS pascarilis serangkaian data ekonomi AS yang mengecewakan.
Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com, Kamis (3/10/2019):
IHSG Ditutup Melemah Lima Hari Beruntun, Rupiah Tambah Kuat
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup melemah 0,28 persen atau 16,90 poin di level 6.038,53. Enam dari sembilan sektor berakhir di zona merah, dipimpin finansial (-0,95 persen) dan pertanian (-0,67 persen).
Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang masing-masing turun 3,05 persen dan 1,92 persen menjadi penekan utama berlanjutnya pelemahan IHSG.
Indeks saham lainnya pun mayoritas mengakhiri pergerakannya di zona merah. Indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang ditutup turun tajam 2,01 persen dan 1,72 persen.
Menurut tim riset Samuel Sekuritas Indonesia, IHSG kembali terseret pelemahan bursa regional pada perdagangan hari ini.
Berbanding terbalik dengan IHSG, nilai tukar rupiah lanjut ditutup menguat 25 poin atau 0,18 persen di level Rp14.172 per dolar AS, apresiasi hari kedua, di tengah pelemahan dolar AS.
Mata uang lainnya di Asia ikut menguat, dipimpin peso Filipina yang berakhir terapresiasi 0,4 persen terhadap dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS terpantau turun 0,04 persen atau 0,040 poin ke level 98,979 pukul 18.34 WIB, ditutup melemah 0,109 poin di posisi 99,019 pada perdagangan Rabu (2/10).
“Mata uang Asia umumnya menguat karena diuntungkan pelemahan dolar AS dengan fokus pasar pada nasib ekonomi AS,” ujar Masakatsu Fukaya, pedagang mata uang emerging market di Mizuho Bank, Tokyo, dikutip dari Bloomberg.
Esok Rupiah Berpotensi Menguat Terbatas, Ini Katalisnya
Analis PT Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan bahwa penguatan rupiah pada perdagangan kali ini didorong oleh pelemahan dolar AS setelah data ketenagakerjaan swasta lebih buruk daripada ekspektasi pasar.
ADP Research Institute menunjukkan gaji swasta AS jatuh jauh dari perkiraan pada September dan kenaikan bulan sebelumnya direvisi lebih rendah, menunjukkan bahwa resesi manufaktur, prospek ekonomi global yang rapuh, dan perang perdagangan berdampak pada perekrutan.
“Rupiah juga berhasil menguat seiring dengan anjloknya harga minyak mentah dunia setelah data IEA menunjukkan adanya peningkatan pasokan dari AS,” ujar Faisyal saat dihubungi Bisnis
Karet Alam Diserang Sentimen Negatif Global
Harga karet alam berjangka di Tokyo melanjutkan pelemahan mendekati level terendah sejak November tahun lalu, dibayangi kekhawatiran pasar terhadap permintaan China, pelemahan harga minyak mentah, dan perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Penurunan harga karet sudah berlangsung lebih dari sepekan terakhir. Sejak awal 2019, harga karet sudah merunduk 13,6 persen, sedangkan dalam 12 bulan terakhir, harga produk pertanian ini layu 6,6 persen.
Adapun level terendah harga karet alam dalam 1 tahun terakhir berada di posisi 152,9 yen per kg, yang terjadi pada 21 November 2018.
Harga emas Comex untuk kontrak Desember 2019 terpantau naik 1,30 poin atau 0,09 persen ke level US$1.509,20 per troy ounce pukul 18.34 WIB.
Emas berhasil kembali menyentuh level US$1.500 per troy ounce seiring dengan meningkatnya sentimen risiko akibat potensi menegangnya hubungan dagang AS-Uni Eropa.
Analis PT Maxco Futures Suluh Adil Wicaksono mengatakan ancaman perang dagang AS-UE sesungguhnya permasalahan lama yang mencuat kembali.
Kekhawatiran pasar terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi global telah membuat bursa saham AS jatuh lebih dari 500 poin atau sekitar 3 persen dalam semalam, mendorong para pelaku pasar memilih untuk membeli emas.
Di dalam negeri, harga emas batangan Antam berdasarkan daftar harga emas untuk Butik LM Pulogadung Jakarta terpantau menanjak Rp7.000 ke Rp762.000 per gram. Adapun harga pembelian kembali atau buyback emas Antam naik Rp9.000 menjadi Rp685.000 per gram.