Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Esok Rupiah Berpotensi Menguat Terbatas, Ini Katalisnya

Rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp14.100 per dolar AS hingga Rp14.260 per dolar AS pada perdagangan esok.
Karyawan memperlihatkan mata uang rupiah di salah satu bank di Jakarta./JIIBI-Abdullah Azzam
Karyawan memperlihatkan mata uang rupiah di salah satu bank di Jakarta./JIIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah dan mayoritas mata uang di Asia berhasil menguat pada perdagangan Kamis (3/10/2019) seiring dengan meredanya penguatan dolar AS akibat kekecewaan pasar terhadap data ekonomi terbaru AS.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah berhasil melanjutkan penguatan dengan ditutup naik 0,176% atau 25 poin menjadi Rp14.172 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang mayor bergerak cenderung stabil di level 99,111.

Analis PT Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan bahwa penguatan rupiah pada perdagangan kali ini didorong oleh pelemahan dolar AS setelah data ketenagakerjaan swasta lebih buruk daripada ekspektasi pasar.

ADP Research Institute menunjukkan gaji swasta AS jatuh jauh dari perkiraan pada September dan kenaikan bulan sebelumnya direvisi lebih rendah, menunjukkan bahwa resesi manufaktur, prospek ekonomi global yang rapuh, dan perang perdagangan berdampak pada perekrutan.

“Rupiah juga berhasil menguat seiring dengan anjloknya harga minyak mentah dunia setelah data IEA menunjukkan adanya peningkatan pasokan dari AS,” ujar Faisyal saat dihubungi Bisnis, Kamis (3/10/2019).

Indonesia yang merupakan negara net importir minyak maka dengan anjloknya harga dapat membuka peluang untuk memulihkan transaksi berjalan.

Dari dalam negeri, data inflasi periode September yang menunjukkan kinerja baik, yaitu deflasi sebesar 0,27% menjadi penopang penguatan rupiah. Apalagi, Bank Indonesia yang mengatakan bahwa pihaknya siap melakukan intervensi ketika arus keluar modal cukup besar sehingga mengganggu stabilitias nilai tukar.

Oleh karena itu, dia memperkirakan pada perdagangan Jumat (4/10/2019), rupiah berpotensi untuk dibuka menguat yang ditopang euforia optimisme pertemuan dagang AS dan China pada 11-12 Oktober, walaupun pergerakannya cenderung terbatas.

“Pasar tidak berani untuk menaruhkan posisi yang cukup besar, karena pasar juga cenderung wait and see menanti data ketenagakerjaan NFP AS pada akhir pekan dan pidato Ketua The Fed Jerome Powell,” papar Faisyal.

Dia memproyeksi rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp14.100 per dolar AS hingga Rp14.260 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper