Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah mulai menjajakan obligasi negara ritel seri ORI016 yang memberikan kupon 6,8 persen per tahun. Apa saja fitur menarik instrumen investasi itu dibandingkan dengan seri ORI sebelumnya?
Direktur Surat Utang Negara (SUN) Kementerian Keuangan Loto Srianita Ginting menyebutkan sejumlah keuntungan bagi investor ritel bila membeli seri terbaru ORI, yakni ORI016.
Menurutnya, seri ORI016 menjadi spesial karena pembeliannya bisa dilakukan secara daring termasuk platform, seperti Investree, Tanamduit, Bareksa.com, Invisee, dan Modalku.
Dengan demikian, masyarakat tidak perlu mendatangi kantor agen penjual, baik bank maupun sekuritas untuk memesan ORI016. Hal ini berbeda dengan 15 seri lainnya yang tidak dipasarkan secara daring.
"Pada 2018, ORI dijual secara offline, sekarang dimudahkan dijual secara online," ujarnya saat acara peluncuran ORI016 di Jakarta, Rabu (2/10/2019).
Dia pun menyebut investasi melalui instrumen ORI bisa dilakukan mulai dari Rp1 juta hingga Rp3 miliar.
Baca Juga
Kupon ORI016
Dari sisi kupon, menurutnya, masih cukup menarik bila dibandingkan dengan SUN tenor 3 tahun dan 5 tahun. Pasalnya, kupon ORI016 yang sebesar 6,8 persen per tahun lebih tinggi dibandingkan dengan kupon surat utang negara (SUN) tenor 5 tahun sebesar 6,6 persen.
Namun, tingkat kupon ORI016 jauh lebih rendah dari kupon ORI015 yang terbit pada tahun lalu, yakni 8,25 persen. Kendati demikian, kupon ORI016 masih lebih tinggi 95 basis poin dari level kupon ORI terendah sepanjang sejarah di level 5,85 persen pada 2017 atau seri ORI014.
Loto juga menggarisbawahi tentang beban pajak penghasilan (PPh) yang lebih rendah dibandingkan dengan deposito. Pembelian ORI dikenakan PPh sebesar 15% sedangkan deposito sebesar 20%.
Dia menggambarkan, untuk pembelian ORI senilai Rp1 juta, investor mendapatkan return bersih sebesar Rp4.187 perbulan setelah dipotong pajak.
Oleh karena itu, dia berharap agar investor lokal memanfaatkan momentum penawaran 2 Oktober hingga 24 Oktober karena asing tidak diperbolehkan memiliki ORI meskipun di pasar sekunder.
Meskipun ORI menawarkan keuntungan lebih tinggi pada keunggulannya yang bisa diperjualbelikan di pasar sekunder, dia mengharapkan agar investor menunggu sampai instrumen jatuh tempo.
Namun bila investor membutuhkan uang, investor bisa menjual di pasar sekunder terlebih tren suku bunga acuan rendah sehingga Loto menuturkan, harga ORI akan menguat.
"Justru kami dukung untuk kami pegang sampai jatuh tempo," katanya.
Pemerintah telah menargetkan sekira Rp60 triliun dari investor ritel melalui penerbitan surat utang ritel. Hingga saat ini, dengan penawaran delapan instrumen, Pemerintah telah mendapatkan dana sebesar Rp40,21 triliun.