Bisnis.com, JAKARTA---Di tengah kekecewaan pasar terhadap perekonomian nasional pada kuartal I/2015 termasuk perlambatan kinerja perbankan, kinerja indeks saham sektor industri jasa keuangan kembali menggeliat pada April 2015.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia yang dikutip pada Jumat (5/6/2015), pertumbuhan pergerakan indeks sektor keuangan itu mencapai 15,65% pada April 2015 atau meningkat dibandingkan dengan kinerja pada April 2014 yang sempat terpuruk dalam 4 tahun terakhir (2011-2014) yaitu -4,69%.
Pertumbuhan pada bulan lalu itu melampaui kinerja saham sektor konsumer yang tumbuh 15,16% pada April 2015, infrastruktur -2,29%, industri dasar -15,97%, perkebunan -17,25%, perdagangan, jasa dan investasi 8,71%, aneka industri -6,82% dan pertambangan -18,81%.
Kinerja indeks keuangan juga lebih tinggi dibandingkan dengan kinerja IHSG yang tumbuh 5,09% pada April 2015 dibandingkan dengan April 2014. Satu-satunya sektor yang tidak dikalahkan oleh sektor keuangan adalah saham properti yang tumbuh mencapai 26,36% pada April 2015.
Pada periode yang sama tahun lalu, kinerja saham sektor properti tersungkur sebesar -11,74% atau lebih buruk dibandingkan dengan kinerja saham sektor keuangan setelah pada tahun sebelumnya properti berada di peringkat tertinggi.
Sementara itu, tim riset PT Henan Putihrai menilai posisi likuditas perbankan pada saat ini diperkirakan cukup dalam memenuhi kebutuhan penyaluran kredit yang dipekirakan akan menunjukkan pertumbuhan signifikan pada semester II/2015. menyusul realisasi pembangunan infrastuktur mulai berjalan.
“Likuditas yang baik juga akan memberikan ruang bagi perbankan dalam melakukan penurunan suku bunga deposit, sehingga menopang pertumbuhan margin,” tulis riset terkait panduan investasi Mei 2015.
Menurut riset itu, Bank Indonesia memberikan prediksi pertumbuhan kredit mencapai 15%-17% atau di atas konsensus analis di level 13%-15%. Net performing loan (NPL) perbankan dilaporkan terus meningkat menjadi 2,43% pada Februar dari 2.37% pada Januari.
“Potensi pertumbuhan pada NPL akan memberikan tekanan pada perbaikan NIM pada 2015,” tulis riset itu.