Bisnis.com, JAKARTA—PT Antam Tbk. (ANTM) mencetak penjualan (unaudited) sepanjang 2013 sebesar Rp11,29 triliun, naik 8% dari periode sama 2012 sebesar Rp10,45 triliun.
Seperti dikutip dari keterangan resmi yang dirilis Kamis malam (30/1/2014), khusus selama kuartal IV/2013, nilai penjualan (unaudited) tercatat mencapai Rp2,49 triliun.
Untuk komoditas feronikel, volume produksinya tercatat 18.249 ton nikel dalam feronikel (TNi), turun tipis dari 2012 sebesar 18.372 TNi.
“Seiring dengan penurunan harga nikel tahun lalu, manajemen Antam mengambil kebijakan untuk menurunkan tingkat penjualan ke konsumen sembari menunggu perbaikan harga,” tulis manajemen seperti dikutip, Jumat (31/1/2014).
Hal ini menjadikan volume penjualan feronikel mencapai 14.441 TNi, ditambah dengan 1.467 TNi yang tengah dalam perjalanan ke konsumen namun baru akan dibukukan di 2014.
Volume penjualan tersebut turun 26% dari 2012 yang mencapai 19.530 TNi. Total pendapatan dari penjualan feronikel tercatat Rp2,07 triliun dengan harga nikel rata-rata pada tahun lalu US$6,32 per pon, lebih rendah 19% dari 2012 sebesar US$7,81 per pon.
Sementara itu, produksi bijih nikel mencapai 11.521.212 wmt, naik 22% dari 2012 yang mencapai 9.425.617 wmt. Produksi bijih nikel sepanjang 2013 merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah perusahaan.
Peningkatan produksi bijih nikel juga diikuti oleh kenaikan volume penjualan bijih nikel yang mencapai 9.711.081 wmt, naik 21% dari 2012 yang mencapai 8.004.210 wmt. Total pendapatan dari bijih nikel tercatat Rp4,05 triliun, naik 32% dari 2012 sebesar Rp3,06 triliun.
Selanjutnya untuk emas, volume produksi emas tercatat sebesar 2.562 kg (82.370 oz), turun 11% dari 2012 yang berjumlah 2.874 kg (92.401 oz). Dari sisi penjualan, penjualan emas mencapai 9.391 kg (301.928 oz), naik 34% dari 2012 yang mencapai 7.024 kg (225.827 oz) seiring dengan tingginya permintaan.
“Dengan harga jual emas yang turun 11% dari 2012 menjadi US$1.523,23 per oz, pendapatan dari komoditas emas tahun lalu mencapai Rp4,7 triliun. Angka ini 30% lebih tinggi dari pencapaian 2012 yang sebesar Rp3,63 triliun,” ungkap manajemen.
Sedangkan untuk komoditas bauksit, tahun lalu Antam memproduksi 570.721 wmt bijih bauksit dengan realisasi penjualan bauksit mencapai 167.229 wmt yang kesemuanya berasal dari tambang Tayan, Kalbar. Tahun lalu nilai ekspor bauksit mencapai Rp67 miliar.
Terakhir untuk komoditas batu bara, tahun lalu perseroan melalui entitas anak PT Indonesia Coal Resources (ICR) memproduksi 424.573 ton batu bara dengan volume penjualan sebesar 304.526 ton. Penjualan batu bara menghasilkan pendapatan sebesar Rp81 miliar.