Strategi ASSA hingga GIAA Genjot Kinerja
Sejumlah emiten di IDXTRANS pun menyiapkan strategi guna mendongkrak kinerja bisnis pada 2025. Direktur Keuangan ASSA Jerry Fandy mengatakan industri transportasi dan logistik memang masih menghadapi tantangan dan ketidakpastian pada 2025. Perseroan pun mengambil posisi fleksibel guna antisipasi keadaan ke depan.
"Kami target tahun ini overall akan growth konservatif. Tidak terlalu agresif, melihat kondisi yang banyak ketidakpastian," kata Jerry dalam public expose pada Selasa (24/6/2025).
ASSA pun memproyeksikan pertumbuhan pendapatan dan laba pada 2025 sebesar 5% sampai 10%.
Secara khusus, ASSA menargetkan segmen usaha sewa kendaraan atau rental tumbuh secara konservatif, mampu beradaptasi dengan kondisi ekonomi.
Kemudian, segmen usaha logistik melalui Cargoshare atau ASSA Logistics diproyeksikan untuk terus memperluas dan melengkapi solusi komprehensif perseroan yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan.
Lalu, segmen usaha kendaraan bekas melalui anak usaha PT Autopedia Sukses Lestari Tbk. (ASLC) menargetkan pertumbuhan dua digit
Baca Juga
dengan memperkuat pasokan bisnis lelang dari sumber non-leasing dan membuka showroom kendaraan Caroline baru.
"ASSA coba menciptakan ekosistem dari tiga pilar yang saling menunjang. Setiap sisi, setiap segmen yang ada di dalamnya merupakan bagian penting," ujar Jerry.
Adapun, dalam mendongkrak kinerja topline pada tahun ini, ASSA mengandalkan segmen usaha logistik, baik mid mile, last mile, hingga pergudangan.
Dari sisi bottom line, ASSA memproyeksikan pertumbuhan datang dari semua pilar di ASSA. Ditambah, ASSA berupaya menjaga efisiensi dari sisi belanja operasional (operational expenditure/opex) untuk mencapai target pertumbuhan laba itu.
Selain itu, ASSA menjajal ekspansi tahun ini dengan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp1,3 triliun hingga Rp1,5 triliun. Capex dimanfaatkan untuk pembelian kendaraan baru.
Direktur Utama Blue Bird Adrianto Djokosoetono mengatakan BIRD fokus terhadap upaya mendongkrak kinerja bisnis pada 2025. BIRD pun menyiapkan sejumlah strategi guna mendongkrak kinerjanya itu.
BIRD misalnya menjalankan sejumlah langkah, termasuk mengembangkan armada kendaraan listrik (electric vehicle/EV). Sebelumnya, Andre mengatakan BIRD berencana menambah 1.000 unit EV.
Dengan 1.000 tambahan EV, porsi kendaraan listrik BIRD akan mencapai 4% dari keseluruhan armada. Adapun, hingga kuartal I/2025 ini, sebanyak 300 EV telah terealisasi dari seluruh target.
Dalam menjalankan strategi penambahan kendaraan listrik itu, perseroan capex hingga Rp1,8 triliun pada 2025. Dana capex paling banyak kami akan gunakan untuk peremajaan armada dan penambahan armada.
Adapun, seiring dengan penambahan armada tersebut, BIRD menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga dobel digit pada 2025.
GIAA pun menargetkan mampu mencetak laba bersih pada 2026 seiring dengan masuknya dukungan pendanaan senilai Rp6,65 triliun dari Danantara.
Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani menyatakan suntikan dana dari Danantara menjadi momentum penting untuk mengakselerasi kinerja dan mewujudkan target profitabilitas dalam waktu dekat. Pasalnya, hingga kuartal I/2025, Garuda tercatat masih membukukan rugi bersih.
"Dengan adanya corporate action dari Danantara, kami proyeksikan pada 2026 menjadi titik balik bagi Garuda Indonesia. Kami optimistis akan membukukan net income yang positif,” ujarnya konferensi pers di Plaza Mandiri, Jakarta, Selasa (24/6/2025).
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.