Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Transportasi Tancap Gas: Adu Cuan ASSA, BIRD hingga SMDR

Saham transportasi dan logistik seperti ASSA, BIRD, dan SMDR mencatatkan kinerja laba yang signifikan pada semester I/2025.
Warga memantau pergerakan saham di layar telepon pintar di Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/5/2025). Bisnis/Abdurachman
Warga memantau pergerakan saham di layar telepon pintar di Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/5/2025). Bisnis/Abdurachman
Ringkasan Berita
  • Emiten transportasi dan logistik seperti ASSA, BIRD, dan SMDR mencatatkan pertumbuhan laba signifikan pada semester I/2025, dengan peningkatan laba bersih masing-masing sebesar 59,81%, 27,54%, dan 30% secara tahunan (year on year).
  • Indeks sektoral saham transportasi dan logistik IDXTRANS menguat 15,13% sepanjang tahun berjalan, didorong oleh penguatan saham-saham seperti GIAA, BIRD, dan SMDR.
  • Penguatan sektor transportasi dan logistik diproyeksikan berlanjut pada semester II/2025, meskipun menghadapi tantangan seperti struktur utang dan sensitivitas terhadap harga energi.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten transportasi dan logistik seperti PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA) serta PT Samudera Indonesia Tbk. (SMDR) mencatatkan kinerja laba yang melejit pada semester I/2025. Indeks sektoral saham sektor transportasi dan logistik IDXTRANS pun perkasa di zona hijau.

Berdasarkan laporan keuangan, emiten transportasi darat besutan taipan TP Rachmat, ASSA telah membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp205,24 miliar pada semester I/2025, tumbuh pesat 59,81% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan laba bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp128,42 miliar.

Peningkatan laba ASSA seiring dengan pendapatan yang naik 19,75% yoy menjadi Rp2,83 triliun per semester I/2025, dibandingkan semester I/2024 sebesar Rp2,36 triliun.

“Pencapaian ini merupakan buah dari kerja keras seluruh tim ASSA Grup di mana turnaround yang kami lakukan di pilar logistik sejak 2023 mulai membuahkan hasil," kata Direktur Utama ASSA Prodjo Sunarjanto dalam keterangan tertulis pada beberapa waktu lalu.

Selain itu, terdapat dorongan dari pilar lain seperti ekosistem bisnis mobil bekas dan pilar bisnis rental. Prodjo juga menilai peningkatan kinerja baik pendapatan maupun laba bersih yang signifikan merupakan buah dari keberhasilan ASSA dalam melakukan efisiensi pada biaya operasional (operational expenditure/OPEX) yang dilakukan di semua lini bisnis.

Begitu juga dengan PT Blue Bird Tbk. (BIRD) yang mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 27,54% yoy menjadi Rp335,44 miliar pada paruh pertama 2025, dibandingkan Rp263,01 miliar pada paruh pertama 2024.

Pendapatan pengelola taksi Bluebird ini juga naik 14,7% yoy menjadi Rp2,66 triliun pada semester I/2025, dibandingkan Rp2,32 triliun pada semester I/2024.

Selain emiten transportasi darat, SMDR sebagai emiten pelayaran telah membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$29,3 juta pada semester I/2025, tumbuh 30% yoy dibandingkan laba bersih semester I/2024 sebesar US$22,5 juta.

Pertumbuhan laba SMDR sejalan dengan pendapatan yang naik 17% yoy menjadi US$379,1 juta per semester I/2025, dibandingkan US$323,9 juta per semester I/2024.

"Dengan kondisi tersebut, membuat kami sangat bersyukur dan membuat kami semakin optimistis bahwa di 2025 ini meskipun banyak tantangan, namun kami percaya banyak juga peluang untuk dapatkan hasil yang baik," kata Direktur Utama Samudera Indonesia Bani M. Mulia dalam konferensi pers pada pekan lalu (30/7/2025).

Perusahaan logistik afiliasi Alfamart milik taipan ritel Djoko Susanto, yakni PT Trimitra Trans Persada Tbk. (BLOG) atau B-Log juga mencatatkan kinerja laba naik 36,57% yoy menjadi Rp71,08 miliar pada semester I/2025, dibandingkan laba semester I/2024 sebesar Rp52,04 miliar.

Peningkatan laba BLOG sejalan dengan pendapatan yang naik 23,66% yoy menjadi Rp626,47 miliar, dibandingkan Rp506,61 miliar.

PT Pelayaran Kurnia Lautan Semesta Tbk. (KLAS) bahkan mencatatkan peningkatan pesat laba 678,95% yoy menjadi Rp24,82 miliar, dibandingkan Rp3,18 miliar.

KLAS juga mencatatkan peningkatan pendapatan 52,26% yoy menjadi Rp103,55 miliar, dibandingkan Rp68,01 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Kinerja Saham Transportasi

Di tengah kinerja keuangan, gerak saham deretan emiten transportasi dan logistik pun moncer. IDXTRANS perkasa di zona hijau, menguat 15,13% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sejak perdagangan perdana 2025 sampai perdagangan hari ini, Senin (4/8/2025) di level 1.497,5.

Kinerja IDXTRANS terdongkrak oleh penguatan deretan saham seperti PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) yang mencatatkan penguatan 25,45% ytd ke level Rp69 per lembar pada perdagangan hari ini. Lalu, BIRD menguat 26,5% ytd ke level Rp1.910 per lembar.

SMDR mencatatkan penguatan harga 32,12% ytd ke Rp344 per lembar dan ASSA naik 28,25% ytd ke Rp850 per lembar. Selain itu, harga saham BLOG melesat 96% ytd ke level Rp490 per lembar.

Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan sektor transportasi dan logistik telah pulih secara progresif pada tahun ini.

"Tercermin dari pertumbuhan tinggi kinerja top line. Ini didorong oleh dinamika aktivitas geliat perekonomian Indonesia," kata Nafan, Senin (4/7/2025).

Dia memproyeksikan kinerja saham sektor transportasi dan logistik pada semester II/2025 bisa terjaga moncer, apabila pertumbuhan ekonomi relatif stabil.

Head of Research Kiwoom Sekuritas Liza Camelia Suryanata mengatakan penguatan IDXTRANS sejauh ini bisa menjadi sinyal bahwa sektor transportasi dan logistik mulai bangkit setelah cukup lama tertinggal dari sektor lain. 

"Kenaikan ini didorong oleh ekspektasi pemulihan mobilitas, sentimen libur panjang, serta penurunan harga minyak yang meringankan beban operasional emiten seperti GIAA dan BIRD," kata Liza kepada Bisnis pada beberapa waktu lalu.

Saham-saham seperti SMDR juga ikut naik seiring harapan stabilnya volume ekspor-impor dan tarif kargo.

Liza mengatakan ke depan, potensi penguatan IDXTRANS masih terbuka. Akan tetapi, bergantung pada kekuatan data kinerja kuartal II/2025 dan konsistensi sentimen pemulihan. 

Meski begitu, terdapat sejumlah tantangan yang menghinggapi IDXTRANS, seperti tantangan struktur utang, khususnya di GIAA. Tantangan lainnya sensitivitas terhadap harga energi, ketatnya persaingan di sektor logistik, dan drama merger serta akuisisi.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro