Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali melakukan penyesuaian terhadap daftar efek yang dapat diperdagangkan dan dijaminkan dalam transaksi margin untuk periode Juni 2025. Dalam pembaruan kali ini, sebanyak tujuh saham resmi dikeluarkan dari daftar efek margin.
Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI, Pande Made Kusuma Ari menyampaikan bahwa evaluasi berkala terhadap efek margin dilakukan untuk menjaga integritas dan kualitas pasar serta memastikan bahwa efek yang masuk memenuhi kriteria kelayakan yang telah ditetapkan.
“Dengan ini Bursa menetapkan Daftar Efek yang dapat ditransaksikan dan/atau dijaminkan dalam Transaksi Margin untuk pelaksanaan pembiayaan dan/atau transaksi pada bulan Juni 2025,” tulis Pande dalam keterangan resmi, Senin (27/5/2025).
Ia menambahkan bahwa pembaruan ini mengacu pada Peraturan Nomor II-H tentang Persyaratan dan Perdagangan Efek dalam Transaksi Margin dan Short Selling, serta ketentuan lain yang relevan. Daftar ini menjadi rujukan bagi pelaku pasar dalam merancang strategi pembiayaan berbasis margin.
Adapun dalam daftar terbaru ini, terdapat tujuh saham yang dikeluarkan dari daftar efek margin, antara lain saham Arkora Hydro Tbk. (ARKO), Dyandra Media International Tbk. (DYAN), hingga Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC).
Meski terdapat pengurangan jumlah saham, BEI juga menyertakan tambahan efek baru dalam daftar margin untuk Juni 2025, antara lain, PT Sentul City Tbk. (BKSL) hingga PT Uni-Charm Indonesia Tbk. (UCID).
Baca Juga
Adapun, BEI menetapkan sebanyak 249 saham sebagai bagian dari daftar efek yang dapat ditransaksikan secara margin periode Juni 2025.
Saham-saham yang masuk dalam daftar ini berasal dari berbagai sektor strategis seperti perbankan, energi, barang konsumsi, properti, hingga teknologi. Saham-saham unggulan seperti Bank Central Asia (BBCA), Astra International (ASII), Telkom Indonesia (TLKM), United Tractors (UNTR), dan GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) turut tercantum dalam daftar tersebut.
Selain itu, saham sektor pertambangan dan energi juga mendominasi, antara lain Adaro Energy (ADRO), Amman Mineral (AMMN), Vale Indonesia (INCO), hingga Indo Tambangraya Megah (ITMG). Saham-saham consumer goods besar seperti Unilever Indonesia (UNVR), Indofood CBP (ICBP), dan Mayora Indah (MYOR) juga tetap dipertahankan dalam daftar margin.
Sebagai informasi, margin trading adalah fasilitas yang dapat meningkatkan daya beli investor dengan menjaminkan saham yang dimiliki untuk memperoleh pinjaman modal dari perusahaan sekuritas.
Melalui fasilitas margin trading, investor memiliki kapasitas untuk bertransaksi lebih besar dari modal yang dimiliki. Investor berpotensi untuk mendapatkan keuntungan (capital gain) melalui saham-saham yang sedang naik nilainya ketika mereka sendiri tidak memiliki cukup dana untuk membeli saham tersebut.
Ketika pinjaman jatuh tempo, maka investor harus membayar utang margin yang telah dikenakan bunga pinjaman. Jika terjadi gagal bayar, maka konsekuensinya kepemilikan saham yang dibeli otomatis akan dilikuidasi untuk menutup kerugian.
Daftar Saham yang Dikeluarkan dari Daftar Efek Margin per Juni 2025:
ARKO – Arkora Hydro Tbk.
DYAN – Dyandra Media International Tbk.
GUNA – Gunanusa Eramandiri Tbk.
IKPM – Ikapharmindo Putramas Tbk.
JRPT – Jaya Real Property Tbk.
MEDC – Medco Energi Internasional Tbk.
MSJA – Multi Spunindo Jaya Tbk.
Daftar Saham Baru yang Masuk ke Daftar Efek Margin:
BKSL – Sentul City Tbk.
UCID – Uni-Charm Indonesia Tbk.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.