Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja keuangan PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) tergelincir pada tiga bulan pertama 2025. Laba bersih emiten properti Grup Sinarmas ini turun tajam sebesar 77,69% secara tahunan menjadi Rp320,62 miliar.
Melansir laporan keuangan perusahaan hingga akhir Maret 2025, penurunan laba bersih sejalan dengan merosotnya pendapatan usaha BSDE sebesar 28,44% year on year (YoY) menjadi Rp2,7 triliun dari posisi Rp3,77 triliun pada kuartal I/2024.
Jika dilihat dari sisi segmen operasi, koreksi pendapatan BSDE terutama disebabkan oleh penurunan drastis pada segmen real estat yang merupakan kontributor utama dengan kontraksi mencapai 29,46% YoY menjadi Rp2,49 triliun.
Selain itu, perseroan juga membukukan penjualan tanah dan bangunan senilai Rp2,07 triliun pada kuartal I/2025 atau turun 35,22% YoY. Akan tetapi, kinerja penjualan tanah dan bangunan strata tile justru tumbuh 43,31% menjadi Rp225,3 miliar.
Sejalan dengan penurunan pendapatan, BSDE membukukan beban pokok senilai Rp1 triliun atau terkoreksi 10,62% YoY. Capaian ini membuat perseroan mencetak laba kotor sebesar Rp1,69 triliun, menyusut 36% dari sebelumnya Rp2,65 triliun.
Direktur BSDE Hermawan Wijaya mengatakan, penurunan laba bersih pada awal tahun ini merupakan bagian dari penyesuaian setelah perusahaan mencatat kinerja tertinggi sepanjang 2019–2024 pada tahun sebelumnya.
Baca Juga
“Di tengah dinamika perekonomian nasional dan siklus musiman industri, kinerja BSDE pada awal tahun ini mencerminkan fundamental bisnis yang tetap solid,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (26/5/2025).
Sementara itu, Analis BRI Danareksa Sekuritas Ismail Fakhri Suweleh dan Wilastita Sofi mengatakan bahwa pendapatan BSDE yang turun 28,44% YoY disebabkan oleh penurunan signifikan pada penjualan tanah dan bangunan sebesar 35,22%.
Lemahnya kinerja pendapatan akhirnya membuat laba bersih BSDE tergelincir 77,69% YoY menjadi Rp320,62 miliar. Jumlah tersebut baru mencapai 8% dari estimasi laba bersih 2025 menurut BRI Danareksa dan 9% berdasarkan konsensus.
“BSDE mencatat penurunan pendapatan disebabkan oleh lebih sedikit hari kerja yang menyebabkan penundaan serah terima beberapa proyek serta proses negosiasi harga penutupan untuk penjualan lahan,” ujar Ismail dan Sofi dalam laporannya.
Dari sisi neraca keuangan, total aset BSDE menurun 0,14% year to date (YtD) menjadi Rp75,91 triliun pada kuartal I/2025. Perinciannya, liabilitas terkoreksi sebesar 4,3% YtD menjadi Rp27,46 triliun dan ekuitas naik 2,38% YtD menuju Rp48,45 triliun.
Adapun kas dan setara kas perusahaan hingga akhir Maret mencapai Rp7,99 triliun, turun sebesar 17,6% dari periode sama tahun sebelumnya yakni Rp9,7 triliun.
_______________
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.