Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stok AS Meningkat di Luar Perkiraan, Harga Minyak Global Mendingin

Harga minyak mentah Brent ditutup melemah 0,81% ke US$66,09 per barel, sedangkan harga minyak mentah WTI melemah 0,82% ke US$63,15 per barel.
Dongkrak pompa mengebor minyak mentah dari Ladang Minyak Yates di Permian Basin, Texas, AS, 17 Maret 2023./REUTERS-Bing Guan
Dongkrak pompa mengebor minyak mentah dari Ladang Minyak Yates di Permian Basin, Texas, AS, 17 Maret 2023./REUTERS-Bing Guan

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak dunia turun pada Rabu (14/5/2025) setelah data pemerintah menunjukkan persediaan minyak mentah AS naik secara tak terduga minggu lalu, yang memicu kekhawatiran investor akan kelebihan pasokan.

Melansir Reuters pada Kamis (15/5/2025), harga minyak mentah Brent ditutup turun 54 sen, atau sekitar 0,81%, menjadi US$66,09 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 52 sen, atau 0,82%, menjadi US$63,15 per barel.

Kedua harga minyak acuan diperdagangkan mendekati level tertingginya dalam dua minggu pada sesi sebelumnya, terangkat oleh pemotongan sementara tarif AS-China.

Harga acuan turun setelah data dari Badan Informasi Energi (EIA) menunjukkan stok minyak mentah naik 3,5 juta barel menjadi 441,8 juta barel minggu lalu. Analis dalam jajak pendapat Reuters memperkirakan penurunan 1,1 juta barel.

Impor minyak mentah AS bersih (USOICI=ECI) naik minggu lalu sebesar 422.000 barel per hari, kata EIA.

Data industri API juga menunjukkan peningkatan besar sebesar 4,3 juta barel dalam stok minyak mentah minggu lalu, kata sumber pasar pada hari Selasa.

"Yang pasti, peningkatan minyak mentah dalam angka API tidak membantu," kata analis UBS Giovanni Staunovo tentang penurunan harga minyak.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan produsen sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, telah meningkatkan pasokan ke pasar.

Namun, pada Rabu, OPEC memangkas perkiraannya untuk pertumbuhan pasokan minyak dari Amerika Serikat dan produsen lain di luar kelompok OPEC+ yang lebih luas tahun ini.

"Mereka tidak mengubah profil permintaan mereka tetapi menambah lebih banyak barel. Pada titik tertentu, pasokan hanya akan membanjiri permintaan dan membuat pasar turun," kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho.

Penguatan dolar AS juga membebani harga pada hari Rabu. Dolar AS yang lebih kuat membuat minyak berdenominasi dolar lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain, sehingga merugikan permintaan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper