Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Mentah Lanjut Menguat Ditopang Optimisme Tarif dan Inflasi AS

Harga minyak mentah terdorong oleh pelonggaran tarif sementara AS-China serta laporan inflasi AS yang lebih rendah dari ekspektasi pasar.
Dongkrak pompa mengebor minyak mentah dari Ladang Minyak Yates di Permian Basin, Texas, AS, 17 Maret 2023./REUTERS-Bing Guan
Dongkrak pompa mengebor minyak mentah dari Ladang Minyak Yates di Permian Basin, Texas, AS, 17 Maret 2023./REUTERS-Bing Guan

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah dunia melonjak pada Selasa (13/5/2025), terdorong oleh pelonggaran tarif sementara antara Amerika Serikat (AS) dan China serta laporan inflasi AS yang lebih rendah dari ekspektasi pasar.

Melansir Reuters, Rabu (14/5/2025), harga minyak mentah Brent ditutup di level US$66,63 per barel, naik US$1,67 atau 2,57%. Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) menguat US$1,72 atau 2,78% ke posisi US$63,67 per barel.

Reli harga minyak ini melanjutkan kenaikan sesi sebelumnya, ketika kedua patokan utama melonjak sekitar 4% setelah AS dan China sepakat memangkas tarif impor secara signifikan selama 90 hari. Kesepakatan ini juga turut mendongkrak pasar saham di Wall Street serta memperkuat nilai tukar dolar.

Mitra Again Capital LLC John Kilduff mengatakan pelaku pasar yang tidak terlalu terlibat dalam lonjakan harga sebelumnya akibat sentimen positif dari AS-China mencoba mengejar ketertinggalan, sehingga meningkatkan harga.

“Kami tidak terlalu terlibat dalam lonjakan harga kemarin akibat sentimen positif dari China, jadi hari ini kami mencoba mengejar. Selain itu, data inflasi hari ini membuka peluang bagi The Fed untuk mulai bertindak,” ujarnya.

Departemen Tenaga Kerja AS mengumumkan bahwa Indeks Harga Konsumen hanya naik 2,3% secara tahunan hingga April, laju terendah dalam empat tahun. Data tersebut mendorong sejumlah bank besar seperti JPMorgan dan Barclays untuk memangkas proyeksi resesi AS dalam beberapa bulan mendatang.

Angka inflasi yang lebih tenang ini memberikan ruang gerak bagi Federal Reserve, yang sejak Desember lalu mempertahankan suku bunga acuan tetap. Bank sentral sebelumnya menahan diri dari pemangkasan suku bunga lebih lanjut karena khawatir perang dagang akan kembali memicu lonjakan inflasi.

Analis senior Price Futures Group Phil Flynn mengatakan semua indikator hari ini bersifat mendukung pasar minyak.

“Angka inflasi dan data ekonomi lainnya memberikan dorongan kuat bagi pasar,” jelas Flynn.

Namun, di tengah optimisme pasar, ada potensi pembatas dari sisi suplai. OPEC dan sekutunya dalam aliansi OPEC+ berencana meningkatkan ekspor minyak pada Mei dan Juni. Kenaikan produksi OPEC sejak April bahkan melebihi proyeksi awal, dengan tambahan pasokan diperkirakan mencapai 411.000 barel per hari pada bulan ini.

Sumber Reuters menyebutkan bahwa ekspor minyak mentah Arab Saudi ke China akan tetap tinggi pada Juni, setelah pada bulan sebelumnya menyentuh rekor tertinggi dalam lebih dari setahun. Saudi kini menjadi pemasok terbesar kedua ke China, setelah Rusia.

Sementara permintaan minyak mentah dihadapkan pada ketidakpastian, prospek bahan bakar olahan justru menunjukkan kekuatan.

“Terlepas dari prospek permintaan minyak mentah yang kian suram, sinyal positif dari pasar bahan bakar olahan patut diperhatikan,” tulis analis JPMorgan dalam sebuah catatan.

Mereka mencatat bahwa meskipun harga minyak global telah merosot 22% sejak puncaknya pada 15 Januari, harga produk turunan dan margin penyulingan tetap stabil.

Penurunan kapasitas kilang, terutama di AS dan Eropa, membuat pasokan bensin dan solar makin ketat. Ketergantungan pada impor pun meningkat, menjadikan pasar rentan terhadap lonjakan harga saat terjadi gangguan operasional atau pemeliharaan tak terduga.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper