Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Sesi I Naik 0,89%, Saham BBRI, BMRI, BBCA Ke Zona Hijau

IHSG sesi I naik tipis 0,89% ke level 6.503,49 yang diikuti oleh menguatnya sejumlah saham bank jumbo seperti BBRI, BMRI, dan BBCA.
Pengunjung beraktivitas di main hall Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (8/1/2025)./JIBI/Bisnis/Abdurachman
Pengunjung beraktivitas di main hall Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (8/1/2025)./JIBI/Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sesi I mampu menguat 0,89% ke level 6.503,49 meski sempat dibuka melemah pada perdagangan hari ini, Selasa (22/4/2025).

Berdasarkan data RTI Business, IHSG bergerak di rentang terendah 6.428,10 dan tertinggi 6.510,76.

Tercatat, sebanyak 332 saham menguat, 231 saham melemah, dan 226 saham tidak bergerak. Kapitalisasi pasar atau market cap mencapai Rp11.315,11 triliun.

Harga saham bank jumbo seperti PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) turut menguat 0,87% menjadi 4.650, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) menguat 0,28% ke level 3.630, dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) naik 1,81% ke Rp8.450.

Sebelumnya, Tim Analis MNC Sekuritas menyebut pergerakan IHSG diperkirakan masih cenderung konsolidasi. Pada skenario merah, diperkirakan IHSG sedang berada di awal wave B, sehingga IHSG masih berpeluang melanjutkan penguatannya dengan target terdekat berada di 6.510-6.678.

"Namun, pada skenario hitam [worst case] diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave (iii) dari wave [v] sehingga masih terdapat risiko koreksi dengan IHSG akan mengarah ke 5.633-5.770," seperti dikutip dalam riset, Selasa (22/4/2025).

MNC Sekuritas menyebut support IHSG ada pada level 6.148 dan 5.882, dengan resistance pada level 6.510 dan 6.707.

Adapun sejumlah saham yang menjadi rekomendasi MNC Sekuritas hari ini adalah BIRD, HRTA, WIFI, dan EXCL.

Sementara, Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan bahwa secara teknikal, Stochastic RSI cenderung membentuk death cross pada overbought area.

Dia mengatakan bahwa pelemahan mayoritas indeks di Wall Street dan Eropa kemarin, Senin (21/4/2025) menambah sentimen negatif secara psikologis.

"Tekanan pada IHSG juga berasal dari sikap wait and see pelaku pasar terhadap perkembangan negosiasi [tarif] antara Indonesia dengan AS," katanya dalam riset, Selasa (22/4/2025).

Dia mengatakan bahwa China memperingatkan potensi aksi balasan terhadap negara-negara yang yang bekerja sama dengan AS untuk membatasi perdagangan dengan China.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper