Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sesi I mampu menguat 0,89% ke level 6.503,49 meski sempat dibuka melemah pada perdagangan hari ini, Selasa (22/4/2025).
Berdasarkan data RTI Business, IHSG bergerak di rentang terendah 6.428,10 dan tertinggi 6.510,76.
Tercatat, sebanyak 332 saham menguat, 231 saham melemah, dan 226 saham tidak bergerak. Kapitalisasi pasar atau market cap mencapai Rp11.315,11 triliun.
Harga saham bank jumbo seperti PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) turut menguat 0,87% menjadi 4.650, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) menguat 0,28% ke level 3.630, dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) naik 1,81% ke Rp8.450.
Sebelumnya, Tim Analis MNC Sekuritas menyebut pergerakan IHSG diperkirakan masih cenderung konsolidasi. Pada skenario merah, diperkirakan IHSG sedang berada di awal wave B, sehingga IHSG masih berpeluang melanjutkan penguatannya dengan target terdekat berada di 6.510-6.678.
"Namun, pada skenario hitam [worst case] diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave (iii) dari wave [v] sehingga masih terdapat risiko koreksi dengan IHSG akan mengarah ke 5.633-5.770," seperti dikutip dalam riset, Selasa (22/4/2025).
Baca Juga
MNC Sekuritas menyebut support IHSG ada pada level 6.148 dan 5.882, dengan resistance pada level 6.510 dan 6.707.
Adapun sejumlah saham yang menjadi rekomendasi MNC Sekuritas hari ini adalah BIRD, HRTA, WIFI, dan EXCL.
Sementara, Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan bahwa secara teknikal, Stochastic RSI cenderung membentuk death cross pada overbought area.
Dia mengatakan bahwa pelemahan mayoritas indeks di Wall Street dan Eropa kemarin, Senin (21/4/2025) menambah sentimen negatif secara psikologis.
"Tekanan pada IHSG juga berasal dari sikap wait and see pelaku pasar terhadap perkembangan negosiasi [tarif] antara Indonesia dengan AS," katanya dalam riset, Selasa (22/4/2025).
Dia mengatakan bahwa China memperingatkan potensi aksi balasan terhadap negara-negara yang yang bekerja sama dengan AS untuk membatasi perdagangan dengan China.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.