Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah ke level 6.435,98 pada perdagangan hari ini, Selasa (22/4/2025). Harga saham bank jumbo seperti PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) lesu pada perdagangan hari ini.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG dibuka di posisi 6.455,08 pada perdagangan hari ini. IHSG kemudian melemah 0,15% menuju ke posisi 6.435,98 pada pukul 09.05 WIB.
Pada awal perdagangan, IHSG bergerak di rentang terbawah 6.435,78 dan tertinggi 6.468,16. Adapun, kapitalisasi pasar alias market cap saat pembukaan mencapai Rp11.119 triliun.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, deretan saham dengan nilai transaksi saham tinggi di pasar melorot. Harga saham sejumlah bank jumbo misalnya melemah.
Harga saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) dibuka melemah 0,28%. Lalu, saham PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) mencatatkan pelemahan harga 0,22%.
Selain itu, saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) dibuka melemah 2,62%. Saham PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) pun melemah 1,17%.
Baca Juga
Pada perdagangan kemarin, Senin (21/4/2025), IHSG sendiri telah ditutup menguat 0,12% ke level 6.445,96.
Tim Riset Phintraco Sekuritas menilai IHSG pada perdagangan hari ini rawan mengalami pelemahan ke kisaran 6.370-6.400. Secara teknikal, stochastic RSI cenderung membentuk death cross pada overbought area.
Tekanan pada IHSG berasal dari sikap wait and see pelaku pasar terhadap perkembangan negosiasi antara Indonesia dengan AS.
Di sisi lain, China memperingatkan potensi aksi balasan terhadap negara-negara yang yang bekerjasama dengan AS untuk membatasi perdagangan dengan China.
Presiden AS, Donald Trump juga kembali mendorong The Fed untuk memangkas suku bunga acuan. Kepala The Fed, Jerome Powell dalam beberapa kesempatan menyatakan bahwa kebijakan moneter The Fed tidak dapat berdasarkan tekanan politik dari berdasarkan data ekonomi.
Alhasil, terdapat indikasi ketegangan di antara Trump dan The Fed yang memicu peningkatan uncertainty risk, khususnya di sisi arah kebijakan moneter The Fed.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.