Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Berkah Bursa Asia di Balik Progres Positif Nego Tarif Jepang-AS

Bursa Asia ditutup menguat pada Kamis (17/4/2025) yang didukung oleh kabar positif terkait putaran pertama negosiasi perdagangan antara AS dan Jepang.
Papan saham elektronik menampilkan Nikkei 225 Stock Average di salah satu perusahaan sekuritas di Tokyo, Jepang, Senin, 5 Agustus 2024./Bloomberg-Noriko Hayashi
Papan saham elektronik menampilkan Nikkei 225 Stock Average di salah satu perusahaan sekuritas di Tokyo, Jepang, Senin, 5 Agustus 2024./Bloomberg-Noriko Hayashi

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Asia ditutup menguat pada Kamis (17/4/2025) yang didukung oleh kabar positif terkait putaran pertama negosiasi perdagangan atau tarif impor antara AS dan Jepang.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Topix Jepang terpantau naik 1,29% pada level 2.530,23 setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan negosiator membuat kemajuan besar dalam perundingan dengan Jepang untuk mencapai kesepakatan menghindari pungutan yang lebih tinggi.

Sementara itu, indeks Kospi Korea Selatan juga terpantau naik 0,94% pada 2.470,41, sedangkan indeks S&P/ASX 200 juga naik 0,78% pada kisaran 7.819,10. Indeks Hang Seng Hong Kong terpantau menguat 1,26% pada level 21.321,90, kemudian indeks komposit Shanghai China terpantau naik 0,12% pada 3.280,02.

Setelah pasar keuangan bergejolak menyusul pengumuman tarif Trump yang luas awal bulan ini, investor global telah mengalihkan perhatian mereka pada bagaimana negosiasi khusus negara berlangsung sebelum mengambil posisi besar. 

Satu ketidakpastian besar adalah nasib diskusi dengan China setelah Beijing mengindikasikan pada Rabu (16/4/2025) bahwa mereka ingin melihat sejumlah langkah dari pemerintahan Trump sebelum menyetujui pembicaraan perdagangan.

"Banyak investor yang selama ini mengira bahwa ancaman tarif paling ekstrem dari Trump adalah taktik negosiasi kini mengamati dengan saksama diskusi satu lawan satu dengan Jepang sebagai indikasi tentang apa yang akan terjadi," kata Phillip Wool, kepala manajemen portofolio di Rayliant Global Advisors Ltd., dilansir dari Bloomberg.

Menurutnya, fakta bahwa Trump hari ini menggembar-gemborkan 'kemajuan besar' berpotensi menegaskan pandangan soal negosiasi bilateral itu.

Sementara itu, AS dan Jepang memulai negosiasi tarif dengan tujuan untuk mencapai kesepakatan sesegera mungkin, kata negosiator utama Jepang Ryosei Akazawa. Persiapan sedang dilakukan untuk putaran kedua pembicaraan yang akan berlangsung akhir bulan ini, katanya.

Negara-negara berlomba-lomba untuk menegosiasikan kesepakatan dengan AS guna menghindari pajak impor tinggi yang dikenakan Trump—dan kemudian segera dihentikan—pada sekitar 60 mitra dagang. Langkah itu menunda tarif menyeluruh sebesar 24% untuk impor Jepang, meskipun biaya dasar sebesar 10% masih berlaku—serta pungutan sebesar 25% untuk mobil, baja, dan aluminium.

Rajeev De Mello, manajer portofolio makro global di Gama Asset Management mengatakan, kemajuan dalam diskusi dengan Jepang, meskipun masih awal, menawarkan sinyal positif kecil bagi pasar.

"Lintasan pembicaraan perdagangan AS-Jepang akan terus dipantau secara ketat, tidak hanya untuk implikasi bilateralnya, tetapi juga sebagai kerangka kerja potensial tentang bagaimana AS dapat mendekati hubungan perdagangan dengan sekutu lainnya," ujar De Mello.

Pemerintahan Trump tengah bersiap untuk menekan negara-negara agar membatasi perdagangan dengan China dalam negosiasi tarif AS, menurut orang-orang yang mengetahui masalah tersebut. 

Dalam upaya nyata untuk melawan tekanan AS terhadap negara-negara agar membatasi hubungan dagang dengan Beijing, Presiden China Xi Jinping mempromosikan gagasan tentang "keluarga Asia" dan menyerukan persatuan regional selama lawatannya ke Asia Tenggara.

Goldman Sachs Group Inc. memperkirakan, investor AS dapat dipaksa untuk melepas sekitar US$800 miliar ekuitas China "dalam skenario ekstrem" pemisahan keuangan antara dua ekonomi terbesar di dunia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper