Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Menguat ke Rp16.795, Dolar AS Ambruk

Rupiah ditutup menguat pada perdagangan Jumat (11/4/2025) pada level Rp16.795 per dolar AS. Rupiah menguat bersama beberapa mata uang Asia lainnya.
Karyawan menghitung uang dolar AS dan rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa (18/3/2025). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan menghitung uang dolar AS dan rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa (18/3/2025). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang rupiah ditutup menguat pada perdagangan Jumat (11/4/2025) pada level Rp16.795 per dolar AS. Rupiah menguat bersama beberapa mata uang Asia lainnya.

Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup menguat 27,5 poin atau 0,16% ke Rp16.795 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 1,12% ke 99,74.

Bersama dengan rupiah, sejumlah mata uang di Asia seperti yen Jepang naik 1,14%, won Korea Selatan menguat 1,14%, dolar Hong Kong menguat 0,03%, dolar Taiwan naik 1,17%,  dan dolar Singapura naik 0,71%.

Lalu peso Filipina menguat 0,59%, rupee India naik 0,64%, yuan China melemah 0,04%, ringgit Malaysia menguat 0,94%, dan baht Thailand menguat 0,73%.

Pengamat Mata Uang Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar AS terpukul oleh meningkatnya kekhawatiran atas resesi AS, terutama karena Washington dan Beijing saling mengenakan tarif yang sangat besar.

Presiden AS Donald Trump pada hari Kamis menaikkan tarif terhadap China hingga 145% yang belum pernah terjadi sebelumnya, sementara tarif China sebesar 84% terhadap AS juga mulai berlaku. 

Para pedagang atau traders khawatir atas dampak dari serentetan tarif, mengingat AS masih mengimpor beberapa bahan yang sulit digantikan dari China. Meskipun Trump menunda rencana tarif perdagangan timbal balik terhadap negara lain selama 90 hari, perang dagang dengan China masih berpotensi menimbulkan implikasi yang mengerikan bagi importir dan eksportir Amerika.

Dolar juga terpukul oleh data inflasi konsumen yang lebih rendah dari perkiraan untuk bulan Maret, yang mendorong beberapa taruhan bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga lebih cepat, terutama di tengah meningkatnya tekanan ekonomi dari perang dagang.

Dari dalam negeri, Pemerintah menyoroti penundaan tarif resiprokal yang diperintahkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Menurut Ibrahim, hal ini menjadi momentum tepat bagi Indonesia dan negara lain untuk melanjutkan negosiasi atas kenaikan tarif impor tersebut.

Selain itu, kebijakan ini juga menjadi tantangan nyata yang harus dihadapi Indonesia. Pasalnya, kebijakan baru ini akan mengancam stabilitas dagang Indonesia dan ASEAN yang telah lama menjunjung tinggi prinsip perdagangan bebas dan terbuka.

Adapun untuk perdagangan Senin depan, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah bergerak fluktuatif, tetapi ditutup menguat di rentang  Rp16.740-Rp16.800 per dolar AS.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper