Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Melemah ke Level Rp16.891 per Dolar AS

Mata uang rupiah kembali ditutup melemah pada perdagangan Selasa (8/4/2025), menyentuh level Rp16.891 per dolar AS.
Karyawan memperlihatkan uang Rupiah dan Dolar AS di salah satu tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (3/3/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan memperlihatkan uang Rupiah dan Dolar AS di salah satu tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (3/3/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang rupiah kembali ditutup melemah pada perdagangan Selasa (8/4/2025), menyentuh level Rp16.891 per dolar AS. Rupiah melemah bersama sejumlah mata uang Asia lainnya.

Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 69,5 poin atau 0,41% ke Rp16.891 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,12 ke 103,12.

Sementara itu, sejumlah mata uang di Asia ditutup bervariasi seperti yen Jepang menguat 0,52%, dolar Hong Kong melemah 0,02%, dolar Singapura menguat 0,18%, dolar Taiwan menguat 0,21%, dan won Korea Selatan melemah 0,45%.

Kemudian peso Filipina menguat 0,23%, rupee India melemah 0,27%, yuan China melemah 0,20%, ringgit Malaysia turun 0,24%, dan baht Thailand melemah 0,16%.

Melansir Reuters, saham-saham global anjlok sejak Trump mengumumkan tarif baru pekan lalu. China dan Uni Eropa dengan cepat membalas dengan mengusulkan tarif yang lebih tinggi, yang kemudian diancam Trump akan dibalas lagi dengan bea masuk yang lebih tinggi.

Di pasar mata uang, para investor berbondong-bondong beralih ke yen Jepang dan franc Swiss dalam sepekan terakhir, mencari perlindungan dari gejolak pasar.

Meskipun dolar biasanya dikenal sebagai aset safe haven, status tersebut tampaknya mulai memudar seiring meningkatnya ketidakpastian terkait tarif, yang memicu kekhawatiran akan melambatnya pertumbuhan ekonomi AS.

"Volatilitas saat ini sepenuhnya merupakan akibat dari pilihan kebijakan pemerintahan Trump, yang berarti bahwa jika kebijakan tersebut dibatalkan, dampaknya terhadap pasar keuangan kemungkinan juga akan berbalik," kata Nathan Lim, Chief Investment Officer di Lonsec Investment Solutions.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper