Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Pertamina Geothermal (PGEO) Bicara Laba Tahun 2024

PT Pertamina Geothermal Tbk. (PGEO) menjaga profitabilitas dan kas operasional kendati ada penurunan laba bersih 1,89% ke level US$160,49 juta sepanjang 2024.
Pertamina Geothermal Energy (PGEO)/www.pge.pertamina.com
Pertamina Geothermal Energy (PGEO)/www.pge.pertamina.com

Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Tbk. (PGEO) Julfi Hadi mengatakan perseroannya tetap menjaga profitabilitas yang sehat dan kas operasional yang kuat untuk tahun buku 2024.

Kendati, PGEO mencatat penurunan laba bersih 1,89% ke level US$160,49 juta atau sekitar Rp2,67 triliun (asumsi kurs Rp16.666 per dolar AS) sepanjang tahun lalu.

“Pada 2024, PGEO berhasil mencatat produksi listrik dan pendapatan tertinggi sepanjang sejarah, yang didukung oleh peningkatan kinerja operasional di beberapa wilayah kerja,” kata Julfi lewat siaran pers, Rabu (26/3/2025).

Julfi mengatakan kinerja yang solid dari sisi operasi dan pendapatan mencerminkan upaya pertumbuhan dari perseroan saat ini.

“Mencerminkan komitmen kami dalam mengoptimalkan sumber daya dan meningkatkan kontribusi terhadap transisi energi nasional," kata Julfi.

Berdasarkan laporan keuangan yang berakhir Desember 2024, PGEO membukukan pendapatan sebesar US$407,12 juta, naik 0,20% dibandingkan dengan posisi pendapatan periode 2023 sebesar US$406,28 juta.

Pendapatan sepanjang tahun lalu itu berasal dari penjualan uap dan listrik sebesar US$390,53 juta.

Pendapatan itu berasal dari transaksi dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) senilai US$240,51 juta dan PT PLN Indonesia Power sebesar US$150,01 juta.

Sisanya, pendapatan lain PGEO berasal dari production allowances-pihak ketiga sebesar US$16,58 juta. 

Di sisi lain, beban pokok pendapatan dan beban langsung PGEO sepanjang 2024 mencapai US$164,88 juta, naik 4,13% dari posisi beban pada 2023 sebesar US$158,35 juta.

Sebagian besar beban ini berasal dari pos beban penyusutan dengan nilai mencapai US$113,33 juta, diikuti dengan beban upah dan tunjangan sebesar US$25,08 juta.

Setelah dikurangi beban, PGEO membukukan laba bruto sebesar US$242,23 juta, susut dari posisi laba bruto tahun 2023 sebesar US$247,93 juta. 

Sementara itu, Direktur Keuangan PGEO Yurizki Rio menambahkan perseroan tetap fokus dalam mengelola keuangan untuk memastikan keberlanjutan investasi untuk pengembangan proyek panas bumi baru dan peningkatan kapasitas.

“Memang beban operasi meningkat, tetapi ini merupakan bagian dari investasi strategis untuk memperkuat fondasi pertumbuhan jangka panjang dan mendukung ekspansi kapasitas lebih besar ke depan,” kata Yurizki.

Lebih lanjut, PGEO mencatat peningkatan produksi di berbagai wilayah, termasuk Kamojang (+5,36% YoY), Lahendong (+0,40%), dan Lumut Balai (+2,72% YoY). 

Secara keseluruhan, produksi listrik mencapai 4.827,22 GWh, meningkat 1,96% dibandingkan tahun sebelumnya, mencerminkan stabilitas dan efisiensi operasional.

Total aset PGEO meningkat dari US$2,96 miliar pada 2023 menjadi US$2,99 miliar di 2024. Di sisi lain, liabilitas berhasil ditekan dari US$992,89 juta menjadi US$988,65 juta, menunjukkan upaya efisiensi dalam pengelolaan utang. 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper