Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat ke level 6.235,61 pada perdagangan Selasa (25/3/2025). Penguatan indeks ditopang oleh kenaikan saham BMRI, BBRI, BBNI, dan PANI.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG mencatatkan penguatan sebesar 1,21% atau 74,4 poin menuju posisi 6.235,61 hingga akhir perdagangan. Pada hari ini, IHSG dibuka pada level 6.197,98 dan sempat bergerak ke level 6.265,29.
Tercatat, sebanyak 329 saham menguat, 265 saham turun, dan 202 saham stagnan. Sementara itu, kapitalisasi pasar alias market cap mencapai Rp10.705 triliun.
Saham berkapitalisasi pasar jumbo yang menguat antara lain PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dengan kenaikan sebesar 6,28% menuju level Rp4.740. Adapun saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) naik 5,26% ke Rp3.800.
Selanjutnya, ada saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) yang menguat sebesar 4,84% menjadi Rp3.900 dan saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) mencatat kenaikan 3,99% menuju posisi Rp8.475 per saham.
Adapun saham market cap jumbo yang menurun dipimpin oleh PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang melemah 5,96% ke Rp5.125 dan saham PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) turun 4,24% menuju level Rp6.775 per saham.
Baca Juga
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menyatakan bahwa IHSG ditutup menguat 1,05% ke level 6.226,23 pada perdagangan sesi pertama.
Secara teknikal, lanjut Valdy, terdapat penyempitan negative slope pada MACD sementara Stochastic RSI bergerak menuju oversold area.
“Jika IHSG mampu bertahan diatas level 6,200 maka kami memperkirakan IHSG akan bergerak dalam rentang level 6.200-6.250 pada perdagangan sesi kedua,” tuturnya.
Sebelumnya, Phintraco Sekuritas menilai terdapat peluang rebound lanjutan IHSG ke kisaran 6.230-6.250 pada hari ini. Sentimen yang akan memengaruhi pasar antara lain fokus pelaku pasar terhadap komposisi susunan pengurus Danantara.
Pasar masih melakukan penilaian terhadap nama-nama pengurus Danantara mengingat jumlahnya yang mencapai 30 orang. Fokus pasar juga tertuju pada agenda RUPST Himbar pekan ini.
Dari luar negeri, terdapat kebijakan tarif AS akan menjadi fokus pelaku pasar. Kebijakan inward looking ini justru nampaknya mulai berdampak negatif pada ekonomi AS sendiri.
Data terbaru menunjukan proyeksi penurunan indeks keyakinan konsumen AS ke 94 di Maret 2025 dari bulan sebelumnya 98,3. The Fed juga telah memperingatkan terkait potensi lonjakan inflasi, dampak dari perang tarif yang terjadi.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.