Bisnis.com, JAKARTA — PT Bursa Efek Indonesia (BEI) meluncurkan fitur transaksi repurchase agreement (repo) pada Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA) pada Senin (10/3) di pasar surat utang.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menyampaikan transaksi repo dengan underlying surat utang negara (SUN) pada platform yang sama dengan transaksi jual beli SUN, akan menjadikan SPPA sebagai pool of liquidity atas perdagangan surat utang di Indonesia.
“Hal ini akan memudahkan bank, BPD, perusahaan efek dan money broker yang tergabung dalam pengguna jasa SPPA untuk memonitor pasar surat utang dan pasar uang pada single platform yang sama,” kata Jeffrey dalam keterangan resmi, Senin (10/3/2025).
Transaksi repo dengan underlying SUN ini akan melengkapi fitur transaksi outright (jual putus) yang saat ini sudah tersedia pada platform SPPA BEI.
Jeffrey menambahkan SPPA juga menawarkan proses perdagangan sampai dengan post trade yang straight-through-procesing (STP), sehingga menjawab kebutuhan industri atas mekanisme transaksi di pasar uang.
Menurutnya, BEI optimistis SPPA akan memainkan peranan penting dalam ekosistem perdagangan surat utang dan pasar uang di Indonesia.
Baca Juga
“Harapannya, SPPA juga dapat dijadikan platform bersama oleh Otoritas Jasa Keuangan [OJK], Kementerian Keuangan, dan Bank Indonesia untuk monitoring harga, media kuotasi harga oleh primary dealers, serta membantu dalam pengambilan keputusan terkait fiscal policy dan monetary policy," jelas Jeffrey.
Berdasarkan data BEI, SPPA mencetak transaksi surat utang yang pada 2024 mencapai total nilai sebesar Rp246,1 triliun. Pada saat yang sama, Interdealer Domestic Market Share mencapai 16% atau naik sebesar 76% secara tahunan.
Pada saat yang sama market share tercatat sebesar 77% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Saat ini, BEI mencatat telah terdapat 39 pengguna jasa SPPA yang langsung dapat memanfaatkan layanan transaksi Repo surat utang mulai awal tahun ini atau melonjak 95% dibandingkan dengan saat awal diimplementasikan.
“Jumlah ini ditargetkan akan semakin bertambah seiring dengan sosialisasi, komunikasi dan sinergi yang terus dibangun oleh BEI dengan pelaku pasar,” imbuh Jeffrey.
Dengan layanan yang semakin lengkap melalui kehadiran fitur transaksi repo, SPPA BEI diharapkan dapat menjadi pilihan utama bagi para pelaku pasar surat utang dan pasar uang di pasar modal Indonesia.
SPPA juga akan terus berupaya menjadi sistem yang efisien dan aman untuk penyelesaian transaksi repo sekaligus mendukung keberlanjutan pasar modal serta pasar uang di Indonesia.