Bisnis.com, JAKARTA — Konsensus analis memperkirakan laba bersih PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) tumbuh terbatas pada tahun 2024.
Berdasarkan konsensus 5 analis yang dihimpun Bloomberg, estimasi perkiraan laba PGEO berada di level US$165,40 juta sepanjang 2024, naik tipis 1,1% dari posisi laba bersih tahun 2023 di level Rp163,59 juta.
Perkiraan laba itu turut didorong penurunan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) dari US$375,8 juta pada 2023 menjadi US$340,25 juta pada tahun 2024.
Selain itu, konsensus Bloomberg memperkirakan, pendapatan operasi dari PGEO ikut susut ke level US$231 juta pada tahun ini, terkoreksi 5% dari posisi tahun sebelumnya di angka US$243 juta.
Dalam riset terbarunya, INA Sekuritas menyematkan rekomendasi buy untuk PGEO dengan target harga Rp1.230 per saham.
INA beralasan, PGEO saat ini memiliki posisi arus kas yang kuat dengan kas setara US$657,6 juta dan posisi liabilitas yang susut.
Baca Juga
“PGEO punya target yang ambisius, dengan membidik kapasitas listrik 1 gigawatt (GW) pada 2026, dengan tambahan sekitar 600 megawatt (MW) 5 tahun mendatang,” tulis analis INA Sekuritas lewat riset dikutip, Jumat (7/3/2025).
Selain itu, analis INA menambahkan, PGEO turut menargetkan penyelesaian proyek ekspansi pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Lumut Balai Unit 2 paruh pertama tahun ini.
Adapun, PGEO telah menyepakati tarif kontrak jual beli listrik atau power purchase agreement (PPA) dengan PT PLN (Persero) di level US$7,53 sen per kilowatt (kWh) untuk proyek tersebut. Kesepakatan itu diteken kedua perusahaan sejak 2011.
Proyek Lumut Balai Unit 2 menjadi bagian dari rencana kerja PGEO untuk meningkatkan utilitas setrum dari potensi tambahan kapasitas sebesar 340 MW tahun ini.
“Selain itu, PGEO turut mencari kesempatan pada proyek-proyek co-generation dan kesempatan ekspansi di pasar lainnya seperti di Turki dan Kenya,” tulis INA.
Seperti diberitakan sebelumnya, PGEO menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar US$300 juta untuk pengembangan proyek strategis pada tahun ini.
Manager Corporate Communication & Stakeholder Management PGE Muhammad Taufik mengatakan alokasi belanja modal itu diarahkan untuk mendukung program pengembangan dan proyek strategis perseroan.
“Pada 2025, PGE telah menyiapkan belanja modal dengan alokasi sekitar US$300 juta untuk mendukung berbagai program pengembangan dan proyek strategis,” kata Ahmad saat dihubungi, Minggu (5/1/2025).
Ahmad menuturkan perseroan sedang mengejar peningkatan kapasitas 1 GW pada tahun ini. Belakangan, kata dia, PGEO telah mencapai tahapan penting untuk proyek EPCC PLTP Lumut Balai Unit 2, di mana turbin dan generator serta peralatan utama lainnya telah tiba di lokasi atau on base.
Selain itu, dia menambahkan, percepatan proses steam blowing dari jalur Fluid Collection and Reinjection System (FCRS) di Cluster A menuju rock muffler telah dilakukan untuk memastikan ketersediaan uap.
“Hal ini merupakan langkah penting yang akan menambah kapasitas listrik sekitar 55 megawatt (MW) dalam waktu dekat,” tuturnya.
_______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.