Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) menerangkan penggunaan dana hasil penawaran umum atau IPO belakangan menyesuaikan lini waktu pengembangan proyek panas bumi yang digarap perseroan.
Corporate Secretary PGEO Kitty Andhora mengatakan sampai akhir 2024 perseroan telah menyerap Rp4,3 triliun dana dari hasil penawaran umum tersebut.
Sebagian besar dana itu dipakai untuk pengembangan kapasitas terpasang PGEO secara konvensional dan co-generation.
“Salah satu proyek yang akan segera terealisasi adalah Lumut Balai Unit 2 yang dijadwalkan untuk beroperasi secara komersial atau CoD pada triwulan II 2025 dan menambah kapasitas perusahaan sebesar 55 MW,” kata Kitty saat dikonfirmasi, Sabtu (18/1/2025).
Kitty menambahkan perseroan selalu melakukan due dilligence untuk setiap proyek yang dikembangkan secara komprehensif untuk mendapat imbal hasil yang menarik dari dana IPO yang diutilisasi.
“Penggunaan dana IPO secara bertahap mencerminkan pendekatan strategis PGEO dalam memastikan proyek-proyek yang dibiayai memberikan nilai komersial yang optimal,” tuturnya.
Seperti diketahui hasil bersih yang didapat PGEO dari penawaran umum mencapai Rp8,77 triliun pada 16 Februari 2023. Sampai saat ini, PGEO telah menyerap Rp4,3 triliun dari dana himpunan tersebut.
Dengan demikian, sisa dana IPO yang belum terserap sekitar Rp4,47 triliun. Manajemen PGEO menempatkan sisa dana itu dalam bentuk deposito dolar Amerika Serikat (AS) sebesar US$200 juta dengan tingkat suku bunga 6,05% di PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) .
Sisanya, sebesar US$76.769.607 ditempatkan dalam bentuk deposito dengan tingkat suku bunga 5,71% di PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
Sementara itu, PGEO membukukan kenaikan laba bersih sepanjang periode 9 bulanan 2024 sebesar US$133,99 juta atau setara dengan Rp2,02 triliun (kurs Jisdor Rp15.144 per dolar AS). Angka tersebut naik tipis 0,36% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar US$133,50 juta.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2024, PGEO membukukan pendapatan sebesar US$306,02 juta atau setara Rp4,63 triliun sepanjang kuartal III/2024.
Baca Juga : Emiten EBT Lanjut Ekspansi pada 2025, dari Pertamina Geothermal (PGEO) hingga Barito Renewables (BREN) |
---|
Pendapatan tersebut turun tipis 0,71% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$308,19 juta.
Seiring dengan turunnya pendapatan, beban pokok pendapatan dan beban langsung PGEO justru tercatat naik 4,74% menjadi US$132,19 juta dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$126,21 juta.
Di sisi lain, peforma saham PGEO pada penutupan perdangan akhir pekan ini bergerak minus 1,60% atau turun 15 poin ke level Rp920 per saham. Kendati demikian, saham PGEO menguat 0,55% atau 5 poin selama perdangangan satu pekan terakhir.