Bisnis.com, JAKARTA — Morgan Stanley memangkas peringkat saham MSCI Indonesia dari equal weight menjadi underweight dalam riset terbarunya.
Sementara itu, acuan dana investasi global tersebut mengerek peringkat indeks MSCI (Morgan Stanley Capital International) China dari underweight ke equal weight.
“Tren return on equity kini lebih menguntungkan China, terutama karena upaya perbaikan sektor-sektor dengan bobot besar dalam indeks, sementara Indonesia menghadapi hambatan pertumbuhan,” tulis Equity Strategist Morgan Stanley Jonathan Garner lewat riset dikutip, Selasa (25/2/2025).
Lewat risetnya, Jonathan menargetkan Indeks Hang Seng untuk Desember 2025 berada di angka 24.000 atau naik 4% dari posisi saat ini, dan target MSCI China menjadi 77 atau naik 4%.
Selain itu, Jonathan turut mengerek target MSCI Emerging Markets menjadi 1.200 atau naik 5%.
Menurut Jonathan, pandangan anyar untuk MSCI China didorong oleh sentimen positif investor terhadap sektor e-commerce dan internet di negara itu.
Baca Juga
Morgan Stanley turut meningkatkan asumsi valuation multiple MSCI China menjadi 11,6 kali, naik dari posisi sebelumnya di 10,0 kali.
“Di sisi lain, ROE Indonesia menunjukkan momentum penurunan, terutama karena memburuknya lingkungan pertumbuhan bagi sektor cyclical domestik,” kata Jonathan.
Belakangan, Morgan Stanley secara umum lebih memilih eksposur di negara-negara lain di pasar Asia Tenggara.
“Differential cost of equity untuk China dibandingkan pasar emerging market lainnya, termasuk Indonesia, semakin mengecil,” kata Jonathan.
Selepas laporan Morgan Stanley itu terbit 19 Februari 2025 lalu, indeks harga saham gabungan (IHSG) merosot dalam pekan ini.
Sampai perdagangan sesi I Kamis (25/2/2025), IHSG susut 2,34% atau minus 158,16 poin ke level 6.591,44. Bersamaan kapitalisasi pasar indeks komposit bergerak ke level Rp11.387 triliun.
Sejumlah saham konglomerat seperti afiliasi Prajogo Pangestu, Sugianto Kusuma alias Aguan, Boy Thohir hingga Happy Hapsoro terkoreksi lebar.
Misalkan, saham BREN dan CUAN masing-masing minus 3,97% dan 4,05%. Selain itu, emiten kontraktor tambang Prajogo Pangestu PTRO susut 8,20%.
Selain itu, saham afiliasi Aguan CBDK dan PANI masing-masing terkoreksi 3,82% dan 5,36%. Saham ADRO terkoreksi 3,20%. Selanjutnya, saham RAJA & RATU masing-masing susut 6,53% dan 9,06%.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.