Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Depresiasi Rupiah 0,37% Sepekan ke Level Rp16.313, Tertekan Tarif Trump

Mata uang rupiah terdepresiasi 0,37% menjadi Rp16.313 selama sepekan terakhir.
Karyawati menghitung dolar di salah satu money changer di Jakarta, Kamis (9/1/2025). Bisnis/Abdurachman
Karyawati menghitung dolar di salah satu money changer di Jakarta, Kamis (9/1/2025). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah terdepresiasi 0,37% selama sepekan terakhir, imbas dari tekanan tarif Trump dan perkembangan politik domestik.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan dengan menguat 0,15% atau 24,5 poin ke level Rp16.313 per dolar AS pada Jumat (21/2/2025).  Dalam sepekan, mata uang Garuda tergerus sebesar 0,37%.

Sama seperti rupiah, sejumlah mata uang di Asia lainnya kemarin mengalami penguatan. Dolar Hong Kong misalnya menguat 0,06%, dolar Taiwan menguat 0,07%, serta won Korea Selatan menguat 0,1%.

Adapun, sejumlah mata uang Asia lainnya melemah. Yen Jepang misalnya melemah 0,59%, yuan China melemah 0,07%, peso Filipina melemah 0,3%, serta baht Thailand melemah 0,25%.

Pengamat forex Ibrahim Assuaibi mengatakan terdapat sejumlah sentimen yang memengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah. Dari luar negeri, sentimen datang dari kabar kebijakan tarif dagang Presiden AS Donald Trump.

Presiden AS mengancam tarif 25% untuk mobil, farmasi, semikonduktor, dan kayu pekan ini. Tarif tersebut dapat diberlakukan paling cepat pada awal April 2025. Trump juga mengancam tarif timbal balik terhadap mitra dagang utama AS, yang meningkatkan kekhawatiran atas perang dagang global.

Selain itu, terdapat sentimen atas kabar akan berakhirnya perang Rusia dan Ukraina. Namun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy awal pekan ini sangat marah dengan langkah-langkah AS dan Rusia untuk merundingkan kesepakatan damai tanpa Kyiv.

Di sisi lain, setelah pertemuan dengan utusan Trump untuk konflik Ukraina, Zelenskiy mengatakan Ukraina siap bekerja cepat untuk menghasilkan kesepakatan yang kuat tentang investasi dan keamanan dengan AS.

Dari dalam negeri, pasar merespon positif pernyataan Presiden RI Prabowo Subianto yang akan meluncurkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), pada awal pekan depan, Senin (24/2/2025). Pembentukan Danantara ditujukan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inklusif, dan berkualitas selama lima tahun ke depan. 

Untuk perdagangan awal pekan depan, Senin (24/2/2025), mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.280 - Rp16.320.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper