Bisnis.com, JAKARTA — Pasar modal Indonesia mengalami berbagai macam dinamika selama 100 hari periode pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Dinamika tersebut mulai dari sejumlah IPO jumbo di lantai Bursa hingga pelemahan IHSG.
Berdasarkan catatan Bisnis.com, sejumlah penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) dengan nilai emisi jumbo mewarnai pasar modal selama periode 100 hari Prabowo. Tercatat sebanyak 13 emiten baru melantai di Bursa selama 100 hari Prabowo-Gibran.
Adapun IPO jumbo yang terjadi selama 100 hari Prabowo-Gibran tersebut mulai dari IPO PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI), PT Daya Intiguna Yasa Tbk. (MDIY), hingga PT Bangun Kosambi Sukses Tbk. (CBDK).
IPO jumbo pertama di era Prabowo-Gibran adalah IPO AADI. AADI diketahui melepas sebanyak 778,68 juta saham ke publik, dengan harga Rp5.550 per saham. Aksi ini membuat perusahaan afiliasi Garibaldi 'Boy' Thohir ini mengantongi dana segar sebanyak Rp4,32 triliun.
Selanjutnya adalah IPO pengelola jaringan ritel MR. DIY, MDIY. MDIY menawarkan sebanyak 2,51 miliar saham ke publik, dengan harga Rp1.650 per saham.
Jumlah saham dan harga penawaran tersebut membuat MDIY mendapatkan dana sebesar Rp4,15 triliun dari IPO ini.
Baca Juga
Emiten selanjutnya dengan nilai IPO terbesar adalah PT Bangun Kosambi Sukses Tbk. (CBDK) kongsi Sugianto Kusuma atau Aguan dengan Grup Salim. CBDK menghimpun dana IPO sebesar Rp2,3 triliun dengan melepas 566,89 juta saham ke publik.
Selain IPO jumbo, pergerakan IHSG yang melemah juga mewarnai pasar modal selama 100 hari periode pemerintahan Prabowo-Gibran.
Berdasarkan data dari Terminal Bloomberg, IHSG tercatat telah melemah 7,65% sejak pelantikan Prabowo-Gibran pada Oktober lalu.
Pada 21 Oktober 2024, IHSG tercatat berada pada level 7.760. Pergerakan IHSG kemudian mengalami penurunan setelahnya dan parkir di level 7.166 pada penutupan perdagangan terakhir, Jumat (24/1/2025).