Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Menguat di Hadapan Dolar AS, Sentuh Rp16.171

Rupiah ditutup menguat ke level Rp16.171 pada perdagangan akhir pekan, Jumat (23/1/2025) di tengah pelemahan indeks dolar AS.
Karyawati menghitung dolar di salah satu money changer di Jakarta, Kamis (9/1/2025). Bisnis/Abdurachman
Karyawati menghitung dolar di salah satu money changer di Jakarta, Kamis (9/1/2025). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang rupiah ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan, Jumat (23/1/2025) di tengah pelemahan indeks dolar AS. Rupiah ditutup pada level Rp16.171 per dolar AS.

Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup menguat 112 poin atau 0,69% ke Rp16.171,5 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,31% ke 107,70.

Bersama dengan rupiah, sejumlah mata uang di Asia seperti yen Jepang menguat 0,52%, dolar Hong Kong naik 0,03%, dolar Singapura menguat 0,54%, won Korea Selatan menguat 0,49%, dan yuan China menguat 0,53%.

Lalu peso Filipina menguat 0,62%, rupee India naik 0,25%, ringgit Malaysia menguat 1,13%, dan baht Thailand menguat 0,86% sore ini.

Melansir Reuters, komentar Presiden AS Donald Trump yang berencana mengenakan tarif impor terhadap Meksiko dan Kanada mulai 1 Februari, dan penerapan tarif impor dari Eropa  membuat dolar melemah pekan ini. Reuters mencatat indeks dolar telah melemah 1,5% selama pekan ini, yang merupakan performa terburuk dalam dua bulan terakhir.

Investor juga tetap fokus pada Trump dan kebijakan-kebijakannya, dengan komentar terbarunya yang menunjukkan pendekatan lebih lunak terhadap tarif China. Hal ini memicu reli pada mata uang non-dolar dan saham-saham China.

Dalam wawancara dengan Fox News, Trump mengatakan percakapan terbarunya dengan Presiden Xi Jinping berlangsung bersahabat dan dia merasa dapat mencapai kesepakatan perdagangan dengan China.

“Tapi kami memiliki satu kekuatan besar terhadap China, yaitu tarif, dan mereka tidak menginginkannya, dan saya lebih memilih untuk tidak menggunakannya, tetapi itu adalah kekuatan besar terhadap China,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper