Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Pangkas Suku Bunga Acuan 25 Bps, Rupiah Ditutup Melemah ke Level Rp16.325

Rupiah ditutup melemah 55,5 poin atau 0,34% ke Rp16.325 per dolar AS usai Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan alias BI Rate 25 Bps menjadi 5,75%.
Karyawati menghitung rupiah dan dolar AS di salah satu money changer di Jakarta, Kamis (9/1/2025). Bisnis/Abdurachman
Karyawati menghitung rupiah dan dolar AS di salah satu money changer di Jakarta, Kamis (9/1/2025). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah melemah ke level Rp16.325 terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Rabu (15/1/2025).  Pelemahan rupiah itu terjadi selepas Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan alias BI Rate 25 Bps menjadi 5,75% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 14 Januari-15 Januari 2025. 

Bank sentral juga menetapkan suku bunga Deposit Facility turun menjadi 5,00% dan suku bunga Lending Facility turun menjadi 6,50%.

Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 55,5 poin atau 0,34% ke Rp16.325 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,17% ke 109,08. Bersama dengan rupiah, sejumlah mata uang di Asia ditutup bervariasi.

Mata uang yen Jepang ditutup menguat 0,72%, dolar Singapura menguat 0,01% dan rupee India turut menguat 0,23%. Penguatan mata uang lainnya turut terjadi pada ringgit Malaysia sebesar 0,06%.

Di sisi lain, dolar Hong Kong terkoreksi 0,02% dan dolar Taiwan ikut merosot 0,05%. Pelemahan mata uang lainnya turut menyasar pada yuan China dan baht Thailand masing-masing 0,01% dan 0,09%.

Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan keputusan untuk menurunkan suku bunga konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi dalam sasaran 2,5±1% pada 2025 dan 2026, serta untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

"Keputusan ini konsisten dengan tetap rendahnya perkiraan inflasi 2025 dan 2026 yang terkendali dalam sasaran 2,5±1%, terjaganya nilai tukar rupiah yang sesuai dengan fundamental untuk pengendalian inflasi dalam sasarannya dan perlunya upaya untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi," kata Perry.

Ke depan, BI akan terus memperhatikan pergerakan nilai tukar rupiah dan prospek inflasi, serta dinamika kondisi yang berkembang, dalam mencermati ruang penurunan suku bunga moneter lebih lanjut.

"Ke depan, BI akan terus mengarahkan kebijakan moneter untuk menjaga inflasi dalam saaran dan nilai tukar yang sesuai fundamnetal dengan tetap mencermati ruang turut mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai dinamika yang terjadi pada perekonomian global dan nasional," ujar Perry.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper