Bisnis.com, JAKARTA — Pelemahan nilai tukar rupiah berimbas ke pasar modal RI. Analis menilai akan berdampak negatif ke sektor farmasi dan konsumer.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo mengatakan pelemahan rupiah akan berdampak terhadap emiten-emiten yang mempunyai bahan baku impor, karena mereka akan menaikan sisi biaya.
"[Berdampak ke] sektor farmasi dan konsumer, tetapi hal ini bisa saja positif jika top line bisa menopang kinerja," katanya, Senin (25/11/2024).
Sementara itu, dia menjelaskan bahwa untuk dampak positifnya, emiten tambang yang mempunyai pendapatan dollar bisa menjadi emiten yang diuntungkan.
Dia mengatakan bahwa menguat atau melemahnya nilai rupiah akan bergantung dengan dollar Amerika Serikat (AS) lantaran saat ini masih ada ketidakpastian, seperti kebijakan Donald Trump yang ditunggu-tunggu karena hal ini juga masih bisa berpotensi untuk asing melakukan outflow.
Kemudian, dia melihat untuk IHSG ke depan akan cenderung bergerak sideways untuk jangka menengah, hal ini sambil menunggu kebijakan tarif yang akan dikeluarkan Donald Trump, serta stimulus dari China.
Baca Juga
"Akan tetapi, jika ada outflow dari asing hal ini pastinya berdampak negatif bagi IHSG," ujarnya.
Dia menjelaskan bahwa untuk target IHSG akhir tahun, apabila mampu bergerak ke 7.300 maka ada potensi IHSG bergerak ke 7.600-7800.
"Sebenarnya target IHSG kita sudah tercapai di 7.800, tetapi saat ini kami menargetkan hingga akhir tahun jika IHSG mampu di atas 7.300 ada potensi IHSG bisa balik ke area 7.600-7.800 dan jika balik koreksi maka IHSG bergerak sideways 7.140-7.200," tambahnya.
Untuk diketahui, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyatakan bahwa pada perdagangan sore ini (25/11) mata uang rupiah ditutup melemah 6 poin sebelumnya sempat menguat 25 poin di level Rp15.881 dari penutupan sebelumnya di level Rp15.875.
Dia memprediksi bahwa mata uang rupiah besok (26/11/024) akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp15.820-Rp15.910.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah berada dalam tren bearish sejak kemenangan Donald Trump sebagai Presiden AS, pada awal bulan ini. Tercatat, nilai tukar rupiah melemah 317 poin atau 2,03% sejak 7 November 2024 saat Trump dipastikan memenangi Pilpres AS.
Adapun dalam sebulan, rupiah sudah melemah 289 poin atau 1,85% dibandingkan posisi 22 Oktober 2024, di mana rupiah masih berada di level Rp15.586 per dolar AS.
Selain itu, pelemahan rupiah tertekan akibat outflow asing yang sangat deras keluar dari pasar Indonesia, yang dalam sebulan terakhir, asing keluar sebesar Rp16,71 triliun, dengan tingkat aksi jual bersih asing atau foreign net sell sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) di angka Rp8,51 triliun.
Adapun Kiwoom Sekuritas merekomendasikan saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) untuk trading buy dengan target harga 28.775.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.