Bisnis.com, JAKARTA — Anak usaha Adaro Energy (ADRO), PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) berencana melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) dengan menawarkan 778,6 juta saham. Prospek dari bisnis batu bara Adaro diperkirakan masih akan menarik ke depannya.
Analis Mirae Asset Sekuritas Rizkia Darmawan menjelaskan secara jangka panjang Adaro telah mengumumkan transisi menuju energi terbarukan atau renewables energy. Darma menuturkan ADRO memiliki banyak proyek energi terbarukan, mulai dari Pembangkit Listrik Tenaga Air di Kalimantan Utara, hingga proyek panel surya.
"Orang-orang masih percaya batu bara ADRO cukup baik. AADI masih akan di-subscribe investor dan mereka akan dapat dana segar dari IPO ini," ucap Darma, Selasa (12/11/2024).
Darma juga menyoroti pembagian dividen dari ADRO dalam rangka IPO AADI ini. Menurutnya, dividen dari ADRO ini memiliki yield sekitar 30%.
Dia melanjutkan, hal ini menunjukkan komitmen dari ADRO untuk memberikan dividen kepada pemegang sahamnya masih cukup baik.
"AADI hari ini mulai bookbuilding sampai 18 November nanti. Kita akan lihat penerimaan dari pasar itu bagaimana, karena dividend yield-nya masih menarik sekitar 30%," tuturnya.
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, ADRO menawarkan saham AADI pada harga Rp4.590-Rp5.900 per saham. Dengan harga tersebut, maka AADI diperkirakan akan mendapatkan dana segar sebesar Rp3,57 triliun hingga Rp4,59 triliun.
Sebelumnya, Manajemen ADRO menyampaikan akan melaksanakan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 18 November 2024 berkaitan dengan IPO AADI ini.
RUPSLB tersebut akan membahas beberapa mata acara. Salah satunya, persetujuan penggunaan sebagian saldo laba perseroan untuk dibagikan tambahan sebagai dividen tunai final.
"Perseroan bermaksud mengusulkan ke pemegang saham untuk menyetujui penggunaan sebagian dari saldo laba per 31 Desember 2023 sebagai tambahan dividen tunai final dalam jumlah sebesar-besarnya sampai dengan US$2,62 miliar," kata Manajemen ADRO, Senin (4/11/2024).
__________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.