Bisnis.com, JAKARTA — Saham emiten-emiten yang terafiliasi dengan Garibaldi Thohir terpantau menghijau di tengah rancangan aksi IPO PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO), PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR), dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. (TRIM) meluncur di teritori hijau pada perdagangan hari ini hingga pukul 10.30 WIB.
Saham ADRO naik 130 poin atau 3,48% ke posisi Rp3.870 per saham. Sepanjang perdagangan ADRO bergerak di rentang Rp3.790-Rp3.900 per saham.
Di level itu, ADRO sudah menguat 19,14% dalam sebulan atau melonjak 62,18% secara year-to-date (YtD). Adapun, kapitalisasi pasar Adaro Energy Indonesia mencapai Rp119,04 triliun.
Di dalam ADRO, Garibaldi ‘Boy’ Thohir menggenggam kepemilikan langsung sebesar 6,42% saham dan menjadi pengendali melalui PT Adaro Strategic Investment dengan porsi saham 45,66%.
Senada, saham ADMR juga terapresiasi 15 poin atau 1,49% ke level Rp1.365. ADMR bergerak di kisaran Rp1.350-1.385 per saham.
Saham ADMR merosot 5,56% dalam sebulan tetapi menguat 13,33% dalam setahun terakhir. Emiten yang menggelar IPO pada Desember 2021 dan listing di BEI pada 3 Januari 2022 itu memiliki kapitalisasi pasar Rp55,8 triliun.
Sementara itu, saham TRIM juga melejit pada perdagangan hari ini. Hal itu menyusul mandat sebagai penjamin emisi efek dan partisipan admin dalam IPO Adaro Andalan Indonesia.
Di lantai bursa, saham TRIM naik 16 poin atau 5,23% ke posisi Rp322 setelah bergerak di rentang Rp312-Rp332 per saham. TRIM menguat 8,05% dalam sebulan atau 28,8% dalam 6 bulan terakhir.
Sebagai informasi, TRIM merupakan pihak yang terafiliasi dengan ADRO. Pasalnya, Boy Thohir yang menjabat sebagai Presiden Direktur Adaro Energy Indonesia merupakan pemegang 34,64% saham TRIM dengan kepemilikan langsung. Boy Thohir merupakan pemegang saham mayoritas sekaligus pemegang saham pengendali TRIM.
Seperti diberitakan Bisnis, Adaro Andalan Indonesia bakal menggelar initial public offering (IPO) dengan estimasi dana Rp3,57 triliun hingga Rp4,59 triliun.
Berdasarkan keterangan dari laman e-ipo, AADI akan menawarkan sebanyak 778,68 juta saham atau setara dengan 10% dari total saham dicatatkan perseroan kepada investor. Harga penawaran dari saham AADI ini adalah Rp4.590-Rp5.900 per saham. Masa bookbuilding rencananya akan dilakukan pada 12 November 2024 hingga 18 November 2024.
Manajemen menjelaskan AADI didirikan pada 2004, dan merupakan perusahaan induk yang memiliki perusahaan anak yang bergerak di bisnis pertambangan batu bara termal, logistik, pengelolaan aset lahan (Adaro Land), pengelolaan air (Adaro Water), dan bidang lainnya, antara lain seperti investasi (Adaro Capital), ketenagalistrikan, jasa konsultasi di bidang pertambangan, serta pengembangan teknologi informasi.
Baca Juga : Afiliasi Boy Thohir, Trimegah Sekuritas (TRIM) Jadi Underwriter IPO Adaro Andalan Indonesia |
---|
Aksi IPO Adaro Andalan Indonesia merupakan bagian dari skema pemisahan usaha batu bara oleh PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) yaitu melalui penawaran umum oleh pemegang saham (PUPS) dan penawaran umum perdana saham di BEI.
Seperti diberitakan Bisnis, Wakil Presiden Direktur Adaro Energy Indonesia Christian Ariano Rachmat dan Direktur Adaro Energy Indonesia Michael William P. Soeryadjaya menyampaikan perseroan berencana melakukan transaksi penjualan sebanyak-banyaknya 7.008.202.240 saham atau 7 miliar saham AAI melalui skema PUPS. Skema tersebut merujuk pada Peraturan OJK No.76/2017.
“PUPS akan dilaksanakan secara bersamaan atau berkesinambungan dengan proses penawaran umum perdana saham AAI,” papar Christian dan Michael dalam keterbukaan informasi, Kamis (17/10/2024).
Segera setelah penawaran umum perdana IPO saham AAI tersebut, kepemilikan saham ADRO dalam AAI diperkirakan terdilusi menjadi sebesar 90% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor AAI.
ADRO mencatat total aset AAI senilai US$5,43 miliar setara dengan 52,9% total aset perseroan US$10,26 miliar. Adapun, pendapatan AAI US$2,65 miliar setara dengan 89,4% pendapatan perseroan US$2,97 miliar dan laba bersih AAI US$922,76 juta (termasuk nonrecurring gain US$322,93 juta) setara dengan 104,8% laba bersih ADRO US$880,18 juta.
“Nilai rencana transaksi secara keseluruhan serendah-rendahnya US$2,44 miliar dan setinggi-tingginya US$2,62 miliar,” ungkap manajemen Adaro.