Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah ditutup menguat ke posisi Rp15.698 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Kamis (31/10/2024).
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan hari ini dengan penguatan 0,04% atau 6,5 poin ke posisi Rp15.698 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar terpantau menurun 0,03% ke posisi 103,96.
Sama seperti rupiah, sejumlah mata uang di Asia lainnya mengalami tren penguatan. Yen Jepang misalnya menguat 0,81%, won Korea Selatan menguat 0,06%, dolar Singapura menguat 0,07%, serta dolar Taiwan menguat 0,25%.
Adapun, sejumlah mata uang di Asia lainnya mengalami pelemahan. Yuan China misalnya melemah 0,02% dan rupee India melemah 0,01%.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan terdapat sejumlah faktor yang memengaruhi pergerakan rupiah. Dari luar negeri, pertumbuhan penggajian swasta AS melonjak pada Oktober 2024, mengatasi kekhawatiran gangguan sementara akibat badai dan pemogokan, menurut Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP.
Sementara itu, data terpisah menunjukkan ekonomi AS tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 2,8% pada kuartal III/2024, sedikit lebih rendah dari 3% yang diharapkan oleh para ekonom.
Baca Juga
Indikator AS yang beragam menunjukkan pasar kerja AS yang longgar, tetapi konsumen yang percaya diri, memberikan sedikit kejelasan tentang prospek suku bunga The Fed.
Namun baru-baru ini, pembacaan ekonomi telah menunjukkan pasar kerja dan ekonomi yang tangguh, memacu para pedagang untuk mengurangi taruhan mereka pada pemotongan suku bunga.
Dari dalam negeri, gonjang-ganjing tentang pertumbuhan ekonomi era Prabowo-Gibran sebesar 8%, membuat polemik di pasar. Sebab, IMF hanya memasang target pertumbuhan ekonomi periode Prabowo-Gibran di 5,2%. Apalagi saat ini tensi geopolitik begitu dominan serta melambatnya ekonomi China.
Untuk perdagangan besok, Jumat (1/11/2024), mata uang rupiah diproyeksilan fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.690 - Rp15.760.