Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Siap Pangkas Suku Bunga, Harga Emas Diramal Makin Berkilau

Harga emas diprediksi masih akan melanjutkan reli seiring dengan persiapan The Federal Reserve untuk memangkas suku bunganya.
Seorang pekerja memajang emas batangan di Nuh, India. Bloomberg/Anindito Mukherjee
Seorang pekerja memajang emas batangan di Nuh, India. Bloomberg/Anindito Mukherjee

Bisnis.com, JAKARTA - Reli harga emas yang telah memecahkan rekor di atas US$2.500 per troy ounce diprediksi masih akan berlanjut seiring dengan persiapan The Federal Reserve (The Fed) untuk memangkas suku bunganya dan pendorong lain seperti imbal hasil yang lebih rendah serta kembalinya investor Barat ke aset ini.

Mengutip Bloomberg pada Senin (26/8/2024), harga emas di pasar Spot terpantau naik 0,18% ke level US$2.517,17 per troy ounce. Sementara itu, harga emas Comex juga menguat 0,18% ke level US$2.550,90 per troy ounce.

Jay Hatfield, CEO Infrastructure Capital Advisors, mengatakan semua orang mengira The Fed akan menjadi pihak terakhir yang melakukan pemotongan. Namun, kini The Fed mulai melakukan pemotongan dan mengikuti langkah bank sentral lain. 

“Pidato Gubernur The Fed, Jerome Powell di Jackson Hole – yang menjanjikan penurunan suku bunga – adalah momen penting bagi emas batangan,” jelas Hatfield dikutip dari Bloomberg.

Adapun, harga emas mencetak serangkaian rekor pada tahun ini. Hal tersebut menjadikan logam mulia sebagai salah satu komoditas dengan kinerja terkuat di antara komoditas-komoditas utama lainnya. 

Peningkatan tersebut terjadi berkat pembelian bank sentral yang kuat ditambah pembelian di Asia, yang mengimbangi hambatan dari kenaikan dolar AS, imbal hasil obligasi AS (Treasury) yang lebih tinggi, dan outflow dari exchange traded funds (ETF) emas yang diperdagangkan di bursa.

Adapun, ketiga faktor pendorong tersebut kemungkinan akan menguntungkan untuk harga emas.

“Oportunitas biaya memegang emas telah menurun. Penurunan imbal hasil riil yang sangat cepat ini, dan melemahnya dolar secara umum, membuat saya cukup senang menggunakan emas sebagai mata uang lain untuk menjual dolar,” ujar Rajeev De Mello, Global Macro Portfolio Manager di GAMA Asset Management SA.

Sepanjang 2024, harga emas di pasar spot telah menguat lebih dari seperlima, dengan bank-bank termasuk Goldman Sachs Group Inc. mengatakan pada April bahwa harga emas berpotensi mencapai US$2,700 per troy ounce. 

Setelah peta jalan yang dikatakan Powell di simposium Jackson Hole pada hari Jumat, imbal hasil riil obligasi AS tenor 10-tahun kini turun ke level terendah sejak Desember. Hal tersebut akan menguntungkan emas karena tidak membayar bunga.

Di kalangan investor, minat terhadap investasi ini semakin meluas. Lembaga dana lindung nilai (hedge fund) dan spekulan telah menambahkan taruhan bullish pada Comex – dengan posisi net-long emas batangan mencapai level tertinggi dalam lebih dari empat tahun, menurut data Komisi Perdagangan Berjangka Komoditi.

Selain itu, ada juga tanda-tanda kebangkitan kembali permintaan ETF dengan aset dasar emas. Kepemilikan SPDR Gold Shares, salah satu produk ETF emas, telah meningkat selama delapan minggu berturut-turut, atau arus masuk terpanjang sejak pertengahan tahun 2020. 

Meski investor di barat mulai melirik logam mulia, harga emas kemungkinan akan rentan terhadap melemahnya konsumsi di Asia, di mana harga yang tinggi telah merugikan permintaan. Bank sentral China baru-baru ini menghentikan pembelian bulanannya yang substansial, melemahkan dua pilar yang membantu mengangkat emas pada semester pertama.

Untuk saat ini, Citigroup Inc. melihat arus masuk ke ETF meningkat secara signifikan selama enam hingga 12 bulan. Permintaan tersebut akan didukung oleh kebijakan moneter yang lebih longgar, serta potensi peningkatan volatilitas di tengah risiko resesi. 

“Emas mungkin mencapai US$3.000 pada pertengahan tahun 2025,” kata Citigroup dalam laporannya sebelum pidato Powell.

Sementara itu, UBS Group AG mengatakan, pasar dapat mengharapkan aliran ETF yang besar, serta permintaan spekulan yang sedang berlangsung, ketika The Fed benar-benar melakukan penurunan suku bunga pertamanya. Yang memperkirakan harga emas berada pada US$2,600 per troy ounce untuk kuartal terakhir 2024. 

Adapun, meningkatnya risiko geopolitik juga akan meningkatkan permintaan untuk lindung nilai portofolio, kata Wayne Gordon, Commodities Strategist di UBS Global Wealth Management.

“Sangat penting bahwa orang-orang sekarang mulai beralih ke ETF emas fisik,” kata Ryan McIntyre, Managing Partner di Sprott Inc., manajer aset logam mulia dan mineral penting yang berbasis di Toronto dengan aset yang dikelola senilai $31,1 miliar. 

“Membeli melalui ETF akan menjadi bagian yang sangat besar dalam sejarah emas,” kata McIntyre.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper