Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Batu Bara Kongsi Salim & Bakrie (BUMI) Catat Cadangan 2,4 Miliar Ton

PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) melaporkan cadangan batu bara sekitar 2,4 miliar ton hingga saat ini.
Aktivitas pertambangan di Site Asamasam PT Arutmin Indonesia milik PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), Selasa (24/10/2023). Artha Adventy-Bisnis.
Aktivitas pertambangan di Site Asamasam PT Arutmin Indonesia milik PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), Selasa (24/10/2023). Artha Adventy-Bisnis.

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten batu bara milik kongsi Grup Salim dan Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) melaporkan cadangan batu bara sekitar 2,4 miliar ton sampai pertengahan tahun ini. Sementara perkiraan potensi sumber daya tembus di angka 6,81 miliar ton. 

Angka-angka itu berasal dari anak usaha BUMI, PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia (Arutmin) dan aset di Pendopo.

“Total cadangan kita 2,4 miliar ton lalu dibagi dengan yang diproduksi sekarang 80 juta ton, misalnya, itu masih cukup lama (bisa diproduksi), masih banyak potensi yang bisa dikembangkan,” kata VP Investor Relations & Chief Economist BUMI Achmad Reza Widjaja dalam webinar Indonesia Investment Education (IIE), Sabtu (24/8/2024).

Adapun, KPC melaporkan cadangan batu bara sebesar 721 juta ton dan Arutmin mencatatkan cadangan sebesar 327 juta ton. Sementara itu, aset BUMI di Pendopo diketahui memiliki cadangan sekitar 1,3 miliar juta ton. 

Di sisi lain, Reza mengatakan perseroan terus melakukan eksplorasi lanjutan di sejumlah konsesi yang saat ini dipegang entitas usaha BUMI tersebut. 

“Kita masih penelitian eksplorasi dan sebagainya untuk mencapai titik apakah nilai keekonomian dari batu bara itu layak untuk dikembangkan,” kata dia. 

Sebelumnya, BUMI mencatatkan kenaikan laba bersih sepanjang semester I/2024 meskipun pendapatan turun signifikan. Menilik laporan keuangan, laba bersih BUMI tercatat sebesar US$84,91 juta atau sekitar Rp1,38 triliun (kurs jisdor Rp16.294 per dolar AS). 

Laba itu naik 3,76% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan semester I/2023 sebesar US$81,82 juta atau sekitar Rp1,33 triliun.

Kendati demikian, pendapatan perseroan justru turun 32,76% YoY menjadi US$595,84 juta, atau sekitar Rp9,70 triliun pada 6 bulan pertama 2024, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar US$886,27 juta atau sekitar Rp14,44 triliun. 

Sejalan dengan turunnya pendapatan, beban pokok BUMI ikut terpangkas 30,3% menjadi US$542,1 juta dibandingkan periode sama 2023 sebesar US$777,61 juta.

Alhasil, laba bruto BUMI turun 50,5% menjadi US$53,74 juta, dibandingkan semester I/2023 sebesar US$108,65 juta. Adapun, kas dan setara kas pada akhir periode BUMI tercatat sebesar US$55,77 juta, atau turun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar US$87,21 juta.

Berdasarkan neraca, total aset BUMI tercatat sebesar US$4,21 miliar pada akhir Juni 2024, dibandingkan posisi akhir Desember 2023 sebesar US$4,20 miliar. 

Liabilitas perseroan sebesar US$1,34 miliar, dibandingkan akhir 2023 sebesar US$1,42 miliar. Sementara itu ekuitas BUMI sebesar US$2,86 miliar, dibandingkan posisi 2023 US$2,77 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper