Bisnis.com, JAKARTA — Saham-saham milik konglomerat Prajogo Pangestu seperti BREN, TPIA hingga PTRO terpantau panen cuan hari ini, Rabu (14/8/2024) saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat dan memecahkan rekor harga tertinggi sepanjang masa atau all time high ke level 7.436,03.
Merujuk data RTI pukul 15.33 WIB, IHSG menguat 1,08% atau 79,40 poin ke level 7.436,03. Sepanjang sesi IHSG bergerak pada rentang 7.372 hingga 7.445.
Untuk diketahui, rekor ATH IHSG sebelumnya berada pada level 7.433,31 yang ditembus pada penutupan perdagangan Kamis, (14/3/2024) yang lalu.
Saat IHSG pecah rekor, sejumlah emiten milik Prajogo Pangestu berkinerja moncer. Harga saham PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) misalnya naik 7,14% ke level Rp1.125.
Lalu, harga saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) naik 1,85% ke level Rp8.250. Harga saham emiten milik Prajogo lainnya PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) naik 1,19% ke level Rp10.625.
PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) mencatatkan kenaikan harga saham 4,76% ke level Rp8.800. Selain itu, harga saham PT Petrosea Tbk. (PTRO) naik 1,16% ke level Rp8.700.
Baca Juga
Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengatakan sektor penopang kenaikan IHSG memang ada dari indeks basic yang juga dihuni emiten milik Prajogo Pangestu seperti BRPT dan TPIA. Sektor lainnya yang menjadi penopang kinerja IHSG adalah saham-saham perbankan.
"Kenaikan indeks hari ini dipicu data AS [Amerika Serikat] yaitu harga produsen yang lemah memicu harapan inflasi terkendali, sehingga direspon positif penguatan rupiah yang siginifikan," ujar Sukarno kepada Bisnis pada Rabu (14/8/2024).
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan kinerja moncer IHSG hari ini berkaitan dengan dinamika The Fed. "Pasar mengapresiasi efektifnya potensi kebijakan pivot The Fed pada bulan September 2024," ujarnya kepada Bisnis pada Rabu (14/8/2024).
The Fed pada pertemuan FOMC akhir Juli 2024 lalu memang memutuskan untuk mempertahankan FFR pada level 5,25%-5,5%. Akan tetapi The Fed membuka peluang untuk menurunkan suku bunga pada pertemuan September 2024.
Nafan mengatakan sinyal penurunan FFR memang masih menanti berbagai macam indikator, terutama indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) atau inflasi AS.
__________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.