Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah ditutup melemah ke posisi Rp15.924,5 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir pekan, Jumat (9/8/2024).
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan hari ini dengan melemah 0,19% atau 31 poin ke posisi Rp15.924,5 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar terpantau turun 0,03% ke posisi 103,18.
Di tengah pelemahan rupiah, mata uang Asia lainnya mengalami penguatan. Yen Jepang misalnya menguat 0,03%, won Korea menguat 0,95%, dolar Taiwan menguat 0,06%, dan rupee India menguat 0,03%.
Terdapat sejumlah mata uang Asia lainnya yang mencatatkan pelemahan. Dolar Hong Kong misalnya melemah 0,02% dan baht Thailand melemah 0,04%.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan terdapat sejumlah sentimen yang memengaruhi fluktuasi rupiah pada akhir pekan ini.
Dari sisi eksternal, data pasar tenaga kerja AS menunjukkan bahwa tunjangan pengangguran turun lebih dari yang diharapkan pekan lalu. "Kondisi tersebut meredakan kekhawatiran akan resesi yang akan segera terjadi," ujar Ibrahim dalam keterangan tertulis pada Jumat (9/8/2024).
Baca Juga
Fokus investor sekarang juga tertuju pada laporan inflasi harga konsumen AS per Juli yang akan dirilis pekan depan, serta komentar oleh Ketua Fed Jerome Powell pada Simposium Kebijakan Ekonomi Jackson Hole bank sentral pada 22-24 Agustus.
Dari sisi internal, International Monetary Fund (IMF) menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat di tengah gejolak eksternal dengan inflasi yang terjaga pada kisaran target yang ditetapkan, dan sektor keuangan yang resilien. IMF memproyeksikan kinerja ekonomi Indonesia akan tetap tinggi, yaitu sebesar 5% pada 2024 dan 5,1% pada 2025.
Adapun, Ibrahim mengatakan pada perdagangan pekan depan, Senin (12/8/2024), mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp15.880 hingg Rp15.970.