Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Unilever (UNVR) Usai Bukukan Penurunan Laba, Boikot Masih Jadi Ganjalan?

Saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) dinilai masih prospektif kendati perseroan membukukan penurunan laba bersih sepanjang semester I/2024.
Jajaran direksi PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan yang digelar di Tangerang Selatan, Kamis (20/6/2024). - Bisnis/Dionisio Damara
Jajaran direksi PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan yang digelar di Tangerang Selatan, Kamis (20/6/2024). - Bisnis/Dionisio Damara

Bisnis.com, JAKARTA — Saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) dinilai masih prospektif dalam jangka panjang kendati perseroan membukukan penurunan laba bersih sepanjang semester I/2024.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan pada Rabu (24/7/2024), UNVR mencatatkan penjualan sebesar Rp19,04 triliun. Penjualan ini turun 6,15% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp20,29 triliun. 

Penjualan ini terbagi menjadi dua segmen, yaitu penjualan kebutuhan perawatan rumah tangga dan perawatan tubuh sebesar Rp12,28 triliun, dan penjualan makanan minuman sebesar  Rp6,76 triliun. 

Berdasarkan geografisnya, UNVR mencatatkan penjualan perawatan rumah tangga dan perawatan tubuh di dalam negeri sebesar Rp11,86 triliun, dan ekspor sebesar Rp417 miliar. Sementara itu, penjualan makanan dan minuman UNVR di dalam negeri sebesar Rp6,64 triliun, dengan ekspor sebesar Rp119,9 miliar di segmen ini. 

UNVR mencatatkan pos harga pokok penjualan yang turun 5,89% menjadi Rp9,57 triliun, dari sebelumnya Rp10,17 miliar. UNVR menjelaskan beberapa komponen harga pokok penjualan ini meliputi bahan baku, biaya tenaga kerja, penyusutan aset, biaya produksi, dan lain-lain.

UNVR juga mencatatkan beban pemasaran dan penjualan sebesar Rp4,58 triliun, dan beban administrasi sebesar Rp1,68 triliun.

UNVR mencatatkan laba bruto sebesar Rp9,46 triliun. Laba bruto ini menyusut 6,42% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp10,11 triliun.

Setelah dikurangi berbagai macam beban yang dapat diefisiensikan, UNVR mencatatkan laba sebesar Rp2,46 triliun, atau turun 10,60% dibandingkan dengan semester I/2023 yang sebesar Rp2,75 triliun. Apabila dilihat sejak 10 tahun ke belakang, capaian laba bersih di semester I/2024 ini merupakan capaian laba bersih terendah UNVR selama 10 tahun. 

Alhasil, Rapor keuangan Unilever Indonesia tersebut berada di bawah estimasi konsensus analis yang dihimpun oleh Bloomberg. 

Tercatat, konsensus analis memperkirakan Unilever Indonesia mampu membukukan pendapatan Rp9,69 triliun pada kuartal II/2024. Kemudian, perolehan laba bersih diprediksi mencapai Rp1,31 triliun.

Tertekannya kinerja keuangan UNVR tidak lepas dari adanya sentimen boikot yang mendera emiten konsumer tersebut dalam beberapa waktu belakangan.

JP Morgan dalam risetnya beberapa waktu lalu menyebutkan performa laba bersih Unilever Indonesia telah berada dalam fase menurun sejak 2019, hal itu antara lain disebabkan oleh aksi boikot yang mendera perusahaan pada kuartal IV/2023. Meski demikian, sentimen tersebut diperkirakan akan segera berakhir.

“Menurut kami, yang terburuk sudah berakhir dan perusahaan berada dalam fase pemulihan,” tulis Tim Analis J.P Morgan beberapa waktu lalu.

J.P Morgan memproyeksikan pertumbuhan pendapatan Unilever Indonesia akan mulai terlihat pada 2025, seiring upaya perseroan dalam merebut kembali pangsa pasarnya pada tahun ini.

Upaya itu terlihat dari belanja iklan dan promosi yang digelontorkan Unilever Indonesia pada kuartal I/2024. Selama periode tersebut, UNVR mengucurkan Rp912 miliar untuk biaya pariwara atau meningkat 7,79% dari tahun sebelumnya Rp846,12 miliar.

Belanja iklan UNVR pada awal tahun ini merupakan tertinggi dalam lima tahun. Per kuartal I/2022, belanja iklan UNVR mencapai Rp733,29 miliar, lalu kuartal I/2021 tembus Rp621,92 miliar, sementara 2020 dan 2019 masing-masing Rp769,08 miliar serta Rp592,41 miliar.

Presiden Direktur UNVR Benjie Yap
Presiden Direktur UNVR Benjie Yap

Presiden Direktur Unilever Indonesia Benjie Yap pun tak memungkiri jika kinerja UNVR masih diliputi sentimen negatif setidaknya hingga semester II/2024.

Untuk itu, Benjie mengatakan pihaknya akan menangani beberapa tantangan jangka pendek sambil terus mencatatkan kemajuan di bagian-bagian yang penting bagi masa depan perseroan pada semester I/2024.

"Kami tetap teguh pada upaya untuk membangun bisnis dengan cara memperkuat fundamental, mengutamakan peningkatan daya saing brand kami, serta mendorong efisiensi biaya untuk mendongkrak profitabilitas,” ujarnya dalam paparannya, Rabu (24/7/2024). 

Secara bersamaan, lanjut Benjie, pihaknya menjalankan program transformasi untuk mempertajam fokus dan mendorong pertumbuhan melalui organisasi yang lebih ramping dan akuntabel.

Dia juga mengatakan upaya-upaya perbaikan tersebut akan memerlukan waktu. UNVR meyakini upaya-upaya ini akan memberikan kinerja fundamental yang lebih kuat di paruh kedua 2024. 

Sementara itu, Analis Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta memberikan rekomendasi hold untuk saham UNVR dengan target harga Rp2.750 per saham. 

Nafan melihat prospek kinerja UNVR masih akan dipengaruhi oleh kebijakan bank sentral, terutama Bank Indonesia yang akan melonggarkan kebijakan moneternya.

"Apabila diterapkan, diharapkan dapat meningkatkan konsumsi masyarakat. Apalagi UNVR melakukan inovasi bisnis," ujarnya.

Dihubungi terpisah, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo menyatakan bahwa kinerja penjualan UNVR masih berpeluang tumbuh terbatas karena persaingan ketat, serta daya beli masyarakat yang masih cenderung melemah.

Di tengah proyeksi itu, Kiwoom Sekuritas merekomendasikan speculative buy untuk saham UNVR dengan target Rp2.930 hingga Rp2.950 dan support pada level Rp2.820 – Rp2810.

Sepanjang 2024, manajemen Unilever Indonesia berencana meningkatkan inovasi produk-produk unggulannya. Langkah ini bertujuan mengembalikan pangsa pasar perseroan yang sempat tergerus oleh aksi boikot pada November dan Desember 2023.

Direktur Keuangan Unilever Indonesia Vivek Agarwal menyatakan transformasi pasar menjadi salah satu prioritas utama perseroan pada 2024. Dia pun cukup optimistis bahwa kinerja perseroan akan lebih baik dibandingkan tahun lalu.

“Kami mulai membangun kembali pangsa pasar yang hilang pada November dan Desember tahun lalu. Sepanjang Maret, kami memulihkan pangsa pasar hingga naik 158 bit dan pangsa volume 210 bit dari Desember 2023. Kami berharap bisa terus melanjutkan pemulihan ini,” ujarnya dalam paparan publik beberapa waktu lalu.

__________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper