Bisnis.com, JAKARTA -- PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) menyampaikan laporan keuangan semester I/2024, dengan mencatatkan laba sebesar Rp2,46 triliun. Laba ini menjadi laba terendah yang dihasilkan UNVR selama 10 tahun sejak 2014.
Berdasarkan laporan keuangannya, UNVR mencatatkan penjualan sebesar Rp19,04 triliun. Penjualan ini turun 6,15% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp20,29 triliun.
Penjualan ini terbagi menjadi dua segmen, yaitu penjualan kebutuhan perawatan rumah tangga dan perawatan tubuh sebesar Rp12,28 triliun, dan penjualan makanan minuman sebesar Rp6,76 triliun.
Berdasarkan geografisnya, UNVR mencatatkan penjualan perawatan rumah tangga dan perawatan tubuh di dalam negeri sebesar Rp11,86 triliun, dan ekspor sebesar Rp417 miliar. Sementara itu, penjualan makanan dan minuman UNVR di dalam negeri sebesar Rp6,64 triliun, dengan ekspor sebesar Rp119,9 miliar di segmen ini.
UNVR mencatatkan pos harga pokok penjualan yang turun 5,89% menjadi Rp9,57 triliun, dari sebelumnya Rp10,17 miliar. UNVR menjelaskan beberapa komponen harga pokok penjualan ini meliputi bahan baku, biaya tenaga kerja, penyusutan aset, biaya produksi, dan lain-lain.
UNVR juga mencatatkan beban pemasaran dan penjualan sebesar Rp4,58 triliun, dan beban administrasi sebesar Rp1,68 triliun.
Baca Juga
UNVR mencatatkan laba bruto sebesar Rp9,46 triliun. Laba bruto ini menyusut 6,42% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp10,11 triliun.
Alhasil, UNVR mencatatkan laba sebesar Rp2,46 triliun, atau turun 10,60% dibandingkan dengan semester I/2023 yang sebesar Rp2,75 triliun. Apabila dilihat sejak 10 tahun ke belakang, capaian laba bersih di semester I/2024 ini merupakan capaian laba bersih terendah UNVR selama 10 tahun.
Sebelumnya, capaian laba bersih terendah UNVR dicatatkan pada semester I/2023 yang sebesar Rp2,75 triliun. Sementara itu, capaian laba tertinggi UNVR selama 10 tahun dicapai pada semester I/2019 yang sebesar Rp3,69 triliun.
Adapun UNVR mencatatkan total aset sebesar Rp19,72 triliun sampai akhir Juni 2024, naik dari akhir Desember 2023 yang sebesar Rp16,66 triliun.
Jumlah liabilitas UNVR meningkat menjadi Rp16,86 triliun di semester I/2024, dari tahun penuh 2023 yang sebesar Rp13,2 triliun. Meningkatnya liabilitas ini sebagian besar disebabkan oleh naiknya utang usaha ke pihak ketiga menjadi sebesar Rp4,6 triliun, uang lain-lain ke pihak ketiga sebesar menjadi Rp2,3 triliun, dan utang lain-lain ke pihak berelasi sebesar Rp708 miliar.
Adapun jumlah ekuitas UNVR berkurang menjadi Rp2,85 triliun di akhir semester I/2024, dari Rp3,38 triliun di akhir 2023.
-------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.