Bisnis.com, JAKARTA — PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) telah menyiapkan strategi untuk menghadapi paruh kedua 2024 setelah membukukan penurunan kinerja di semester I/2024.
Presiden Direktur Unilever Indonesia Benjie Yap mengatakan perseroan menangani beberapa tantangan jangka pendek sambil terus mencatatkan kemajuan di bagian-bagian yang penting bagi masa depan perseroan pada semester I/2024. Pihaknya memprediksi sentimen negatif konsumen masih akan berlanjut di paruh kedua 2024.
"Kami tetap teguh pada upaya untuk membangun bisnis dengan cara memperkuat fundamental, mengutamakan peningkatan daya saing brand kami, serta mendorong efisiensi biaya untuk mendongkrak profitabilitas,” ujarnya dalam paparannya, Rabu (24/7/2024).
Secara bersamaan, lanjut Benjie, pihaknya menjalankan program transformasi untuk mempertajam fokus dan mendorong pertumbuhan melalui organisasi yang lebih ramping dan akuntabel.
Dia juga mengatakan upaya-upaya perbaikan tersebut akan memerlukan waktu. UNVR meyakini upaya-upaya ini akan memberikan kinerja fundamental yang lebih kuat di paruh kedua 2024.
Sementara itu, Analis Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta memberikan rekomendasi hold untuk saham UNVR dengan target harga Rp2.750 per saham.
Baca Juga
Nafan melihat prospek kinerja UNVR masih akan dipengaruhi oleh kebijakan bank sentral, terutama Bank Indonesia yang akan melonggarkan kebijakan moneternya.
"Apabila diterapkan, diharapkan dapat meningkatkan konsumsi masyarakat. Apalagi UNVR melakukan inovasi bisnis," ujarnya.
Berdasarkan laporan keuangannya, UNVR mencatatkan penjualan sebesar Rp19,04 triliun. Penjualan ini turun 6,15% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp20,29 triliun.
Penjualan ini terbagi menjadi dua segmen, yaitu penjualan kebutuhan perawatan rumah tangga dan perawatan tubuh sebesar Rp12,28 triliun, dan penjualan makanan minuman sebesar Rp6,76 triliun.
UNVR mencatatkan pos harga pokok penjualan yang turun 5,89% menjadi Rp9,57 triliun, dari sebelumnya Rp10,17 miliar. UNVR menjelaskan beberapa komponen harga pokok penjualan ini meliputi bahan baku, biaya tenaga kerja, penyusutan aset, biaya produksi, dan lain-lain.
UNVR mencatatkan laba bruto sebesar Rp9,46 triliun. Laba bruto ini menyusut 6,42% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp10,11 triliun.
Alhasil, UNVR mencatatkan laba sebesar Rp2,46 triliun, atau turun 10,60% dibandingkan dengan semester I/2023 yang sebesar Rp2,75 triliun. Apabila dilihat sejak 10 tahun ke belakang, capaian laba bersih di semester I/2024 ini merupakan capaian laba bersih terendah UNVR selama 10 tahun.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.