Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Joe Biden Pantik Ketidakpastian

Nilai tukar rupiah diprediksi fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.210 hingga Rp16.260 pada Selasa (23/7/2024).
Karyawan menghitung uang rupiah usai acara Peresmian Relokasi Bank Mega Syariah Kantor Cabang Pembantu (KCP) Kelapa Gading di Jakarta, Senin (10/6/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menghitung uang rupiah usai acara Peresmian Relokasi Bank Mega Syariah Kantor Cabang Pembantu (KCP) Kelapa Gading di Jakarta, Senin (10/6/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah ditutup melemah terhadap dolar AS pada Senin (22/7/2024) seiring dengan pengumuman mundurnya Joe Biden dari ajang Pilpres AS 2024. Sementara itu, sederet mata uang kawasan Asia terpantau bervariasi, sedangkan dolar AS melemah. 

Berdasarkan data Bloomberg pukul 15.00 WIB, mata uang rupiah ditutup melemah 0,18% atau 29 poin ke level Rp16.220 per dolar AS. Sementara itu, indeks mata uang Negeri Paman Sam terpantau melemah 0,12% ke posisi 104,27.

Sejumlah mata uang Asia yang masih kebal terhadap dolar AS yakni yen Jepang menguat 0,48%, dolar Hongkong naik 0,04%, dolar Singapura menguat 0,04%, ringgit Malaysia naik 0,10%, dan baht Thailand naik 0,09%.

Sementara itu, mata uang Asia yang masih lesu terhadap dolar AS yakni dolar Taiwan melemah 0,36%, peso Filipina turun 0,09%, yuan China melemah 0,05%.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan mundurnya Joe Biden meningkatkan ketidakpastian mengenai pemilihan presiden mendatang, yang pada gilirannya memperburuk sentimen terhadap pasar yang didorong oleh risiko. 

"Hal ini, ditambah dengan kekhawatiran bahwa potensi kepresidenan Trump juga dapat menyebabkan lebih banyak konflik dengan China, membebani mata uang regional," ujarnya dalam riset, Senin (22/7/2024).

Adapun, Biden mendukung Wakil Presiden Kamala Harris, yang kini kemungkinan akan berhadapan dengan kandidat terdepan dari Partai Republik Donald Trump dalam pemilihan presiden. 

Menurut Ibrahim, Trump terlihat unggul dalam jajak pendapat dibandingkan Biden dan Harris, menurut data CBS pekan lalu. Para analis memperkirakan kepresidenan Trump berpotensi menghasilkan inflasi yang lebih tinggi, terutama jika ia melanjutkan dengan pembatasan perdagangan yang lebih ketat dan tarif impor yang lebih tinggi terhadap China. 

Namun, Harris kini diperkirakan akan memberikan tantangan yang lebih besar kepada Trump, terutama karena laporan menunjukkan semua ketua Partai Demokrat di negara bagian tersebut mendukung Harris. Penggalangan dana Partai Demokrat juga mencapai US$50 juta setelah Biden mendukung Harris.

Sementara itu, dari sentimen domestik, pasar terus memantau nasib APBN 2025 milik Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming berada dalam dilema. Pasalnya, pasangan tersebut harus merealisasikan janji politik kepada masyarakat. Di sisi lain, anggaran terbatas akibat menggunungnya warisan utang Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Belanja yang semakin jor-joran, mulai dari makan bergizi gratis yang direncanakan pada tahun depan senilai Rp71 triliun, kenaikan gaji PNS, food estate, Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, serta program-program prioritas lainnya membutuhkan dana jumbo.  

Kemudian, sinyal kenaikan gaji bagi para Aparatur Sipil Negara (ASN) pada tahun depan, termasuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) di dalamnya. Penyesuaian gaji ASN pada tahun depan mengacu pada kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal (KEM-PPKF) untuk tahun anggaran 2025. 

"Untuk perdagangan besok, Selasa [23/7] mata uang rupiah diprediksi fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.210 hingga Rp16.260," jelasnya.

16:14 WIB
Rupiah Keok Kompak Mata Uang Asia

Nilai tukar rupiah ditutup melemah terhadap dolar AS pada Selasa (23/7/2024). Senasib dengan rupiah, yuan China juga melemah di tengah kekhawatiran pasar soal memanasnya perang dagang antara AS-China imbas mundurnya Joe Biden dari pemilihan presiden AS.

Berdasarkan data Bloomberg pukul 15.00 WIB, mata uang rupiah ditutup melemah 0,04% atau 6,5 poin ke level Rp16.213 per dolar AS. Sementara itu, indeks mata uang Negeri Paman Sam terpantau stagnan di posisi 104,31.   

Adapun, beberapa mata uang Asia yang bertekuk lutut di hadapan dolar AS yaitu yuan China turun 0,01%, rupee India melemah 0,03%, peso Filipina turun 0,09%, dan dolar Hongkong melemah 0,01%.

Sementara itu, mata uang Asia yang masih kebal terhadap dolar AS yakni yen Jepang menguat 0,63%, dolar Singapura naik 0,06%, dolar Taiwan menguat 0,09%, won Korea naik 0,13% , dan ringgit Malaysia naik 0,20%.

11:42 WIB
Kurs Jual Beli Dolar AS di BCA & BRI

PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) pada pukul 09.10 WIB menetapkan harga beli dolar AS sebesar Rp16.190 dan harga jual sebesar Rp16.210 berdasarkan e-rate.

Lalu, berdasarkan bank notes, BCA pada pukul 08.04 WIB menetapkan harga beli sebesar Rp16.070 per dolar AS dan harga jual sebesar Rp16.370 per dolar AS.

Sementara itu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. menetapkan harga beli dan harga jual dolar AS pada pukul 09.06 WIB masing-masing sebesar Rp16.200 dan Rp16.225 untuk e-rate.

Kemudian BRI menetapkan harga beli TT counter sebesar Rp16.145 per dolar AS dan harga jual sebesar Rp16.295 per dolar AS.

09:34 WIB
Nilai Tukar Rupiah Bangkit

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah membuka perdagangan dengan naik 0,06% atau 10 poin ke posisi Rp16.210. Sebaliknya, indeks dolar terpantau turun 0,03% ke posisi 104,007. 

Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya bergerak bervariasi cenderung menguat terhadap dolar AS. Yen Jepang naik 0,22%, dolar Hong Kong dan dolar Singapura naik masing-masing sebesar 0,01% dan 0,08%. 

Kemudian won Korea naik 0,25%, yuan China naik 0,01%, ringgit Malaysia menguat 0,10% dan baht Thailand menguat 0,12%. Adapun mata uang yang melemah adalah peso Filipina dan rupee India sebesar 0,04% dan 0,01%. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper