Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) optimistis mampu meraup penjualan sebesar Rp1 triliun dari Surat Berharga Negara (SBN) ritel, yakni Sukuk Ritel seri SR021 yang estimasinya akan meluncur pada Agustus 2024.
General Manager Divisi Wealth Management BNI Henny Eugenia menjelaskan beberapa faktor yang diprediksi menjadi pendorong larisnya penjualan SR021, baik dari global maupun domestik.
"Dengan melihat positifnya pertumbuhan ekonomi Indonesia dan data-data ekonomi yang solid, kami menargetkan penjualan SR021 pada angka di atas Rp 1 triliun," ujar Henny kepada Bisnis, dikutip Selasa (23/7/2024).
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) mencapai Rp9.026,2 triliun pada Juni 2024. Posisi M2 tersebut tumbuh sebesar 7,8% secara tahunan (year-on-year/YoY), lebih tinggi dari pertumbuhan pada Mei 2024 sebesar 7,6% YoY.
Perkembangan tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit [M1] sebesar 7,0% YoY dan uang kuasi sebesar 7,7% YoY.
Henny mengatakan ke depannya BNI melihat adanya potensi penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI), hal ini sejalan dengan mulai melunaknya angka inflasi di Amerika Serikat (AS) dan potensi penurunan suku bunga The Fed tahun ini.
Baca Juga
Sejauh ini, Bank Indonesia (BI) masih menahan suku bunga di level 6,25%, sedangkan Bank Sentral AS The Fed juga menahan suku bunga di kisaran 5,25%-5,5% dan mengisyaratkan satu kali pemangkasan tahun ini.
Adapun, laju inflasi AS yang secara tak terduga melambat pada Juni 2024 memberikan angin segar kepada harapan pemangkasan suku bunga The Fed September mendatang.
Mengacu Bloomberg, indeks harga konsumen inti, yang tidak termasuk biaya pangan dan energi, hanya naik 0,1% dari periode Mei. Ini merupakan laju terlemah sejak Agustus 2021. Secara tahunan, inflasi inti AS mencapai 3,3%. Level inflasi ini disebut yang terendah dalam 3 tahun terakhir.
Sementara itu, indeks harga konsumen utama mencatatkan deflasi 0,1% secara bulanan (month over month/MoM). Dibandingkan tahun sebelumnya, IHK AS mencatat inflasi 3%.
Sebagai catatan, sebelumnya BNI meraup Rp1,5 triliun dari hasil penjualan Savings Bond Ritel seri SBR013 yang dirilis pada 10 Juni hingga 4 Juli 2024. Totalnya ada 3.500 investor yang memborong SBR013 di BNI.
"Tingginya minat investor pada SBR013 ini yang non-tradable menunjukan sentimen positif terhadap penjualan SR021. Selain itu, dengan tingkat pajak yang hanya 10% membuat return SR021 akan lebih maksimal untuk nasabah," kata Henny.
Alhasil, berkaca pada capaian tersebut, BNI pede penjualan SR021 akan moncer. Selain itu, lanjutnya, BNI akan terus melakukan sosialiasi dan promosi terhadap SR021 untuk memberikan edukasi kepada masyarakat Indonesia dalam berinvestasi di produk SBN ritel.