Bisnis.com, JAKARTA - Setelah penawaran Savings Bond Ritel seri SBR013 berakhir hari ini, Kamis (4/7/2024), pemerintah akan menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) ritel seri selanjutnya yaitu Sukuk Ritel seri SR021 yang diestimasikan pada Agustus 2024.
Kepala Ekonom Bank Permata memprediksi tingkat kupon atau imbal hasil SR021 akan lebih tinggi dibandingkan seri sebelumnya, yakni SR020 yang meluncur pada Maret 2024.
Sebagai pengingat, pada Maret lalu, kupon dari SR020 adalah sebesar 6,3% untuk tenor 3 tahun, dan 6,4% untuk tenor 5 tahun. Pada saat itu, suku bunga Bank Indonesia (BI) masih berada di level 6%, sedangkan saat ini BI telah mengerek suku bunga ke level 6,25%.
"Sejalan dengan kenaikan suku bunga tersebut, maka kami perkirakan kupon yang ditawarkan juga akan meningkat menjadi di kisaran 6,2%-6,5% untuk tenor 3 tahun, dan 6,4%-6,7% untuk tenor 5 tahun," ujar Josua kepada Bisnis, Kamis (4/7/2024).
Sementara itu, jika dibandingkan dengan kondisi pasar obligasi pada saat penerbitan SR020 lalu, menurutnya tidak terdapat perbedaan yang signifikan, sejalan dengan para pelaku pasar cenderung berhati-hati di tengah ketidakpastian global.
Adapun hal ini juga terefleksi dari permintaan lelang sukuk yang cenderung tidak jauh berbeda, dengan rerata bid-to-cover ratio di kisaran 2,0. Sejalan dengan perbaikan sentimen di pasar domestik dalam beberapa minggu terakhir, Josua memperkirakan ada potensi kenaikan (upside) dari permintaan SR021.
"Kami perkirakan SR021 akan terjual di kisaran Rp20 triliun hingga Rp24 triliun pada penjualan Agustus mendatang," jelasnya.
Dia mengatakan faktor yang menjadi determinan permintaan pada penjualan SR021 di antaranya adalah sentimen di pasar obligasi domestik yang juga bergantung pada bagaimana kondisi nilai tukar rupiah dan sentimen internasional pada Agustus 2024.
"Faktor upside pada pasar domestik didorong oleh inflasi domestik yang cenderung stabil serta data AS yang berpotensi cenderung melemah," pungkasnya.
Sejauh ini Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed) masih menahan suku bunga di kisaran 5,25%-5,5%, dan mengisyaratkan pemangkasan suku bunga sebanyak satu kali tahun ini.
Jika sesuai rencana, maka SR021 akan terbit pada 23 Agustus hingga 18 September 2024. Namun, jadwal itu masih tentatif alias dapat berubah sesuai kebijakan DJPPR Kemenkeu.
Sebagai perbandingan, total penjualan seri sebelumnya yakni SR020 tembus Rp21,35 triliun dari kedua seri. Rinciannya, SR020-T3 tenor 3 tahun terjual Rp17,78 triliun, sedangkan SR020-T5 tenor 5 tahun terjual Rp3,57 triliun. Tenor pendek 3 tahun jauh lebih diminati investor.