Bisnis.com, JAKARTA - Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) akan segera merilis Surat Berharga Negara (SBN) ritel Sukuk Ritel seri SR021 yang estimasinya pada Agustus 2024.
Fixed Income & Macro Strategist Mega Capital Sekuritas Lionel Priyadi memprediksi SR021 akan laris diburu oleh investor, sejalan dengan potensi kupon yang menarik.
"Perkiraan saya penjualan SR021 di angka Rp19 triliun hingga Rp23 triliun, kuponnya mungkin di kisaran 6,3% sampai 6,6%," ujar Lionel kepada Bisnis, Selasa (23/7/2024).
Sebagai perbandingan, sukuk ritel seri sebelumnya yakni SR020 yang dirilis pada Maret 2024 sebesar 6,3% untuk tenor 3 tahun, dan 6,4% untuk tenor 5 tahun. Pada saat itu, suku bunga Bank Indonesia (BI) masih berada di level 6%, sedangkan saat ini BI telah mengerek suku bunga ke level 6,25%.
Sementara itu, total penjualan SR020 tembus Rp21,35 triliun dari kedua seri. Rinciannya, SR020-T3 tenor 3 tahun terjual Rp17,78 triliun, sedangkan SR020-T5 tenor 5 tahun terjual Rp3,57 triliun. Tenor pendek 3 tahun jauh lebih diminati investor.
Menurut Lionel, antusiasme investor ritel terhadap penerbitan SR021 mendatang kemungkinan berasal dari kalangan high net worth dan menengah atas yang masih mempunyai cukup tabungan.
Baca Juga
"Sementara itu, kalangan kelas menengah dan menengah ke bawah agak terpukul purchasing powernya, jadi permintaan dari kategori ini berpotensi lebih rendah dari sebelumnya," pungkas Lionel.
Sentimen yang mempengaruhi permintaan SR021 dari global yaitu terdapat potensi penurunan suku bunga The Fed tahun ini, sejalan dengan mulai melunaknya angka inflasi di Amerika Serikat (AS). Hal itu akan diikuti dengan penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI).
Adapun Bank Indonesia (BI) masih menahan suku bunga di level 6,25%, sedangkan Bank Sentral AS The Fed juga menahan suku bunga di kisaran 5,25%-5,5% dan mengisyaratkan satu kali pemangkasan tahun ini.
Senada, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan prospek permintaan SR021 di kalangan investor masih akan cukup baik jika berkaca pada kondisi pasar saat ini, serta imbal hasil atau kupon yang atraktif.
"Potensi penyerapan SR021 masih cukup baik, dengan pertimbangan likuiditas di pasar masih baik, permintaan diprediksi masih akan di atas Rp15 triliun," ujar Ramdhan kepada Bisnis, Selasa (23/7/2024).
Menurut Ramdhan, kupon yang ditawarkan SR021 masih akan menarik minat investor, dengan prediksi 6,3% untuk tenor tiga tahun, dan 6,5% untuk tenor 5 tahun.
Sebagai informasi, DJPPR Kemenkeu membukukan penjualan 4 seri SBN ritel yang terbit periode Januari hingga Juni 2024 senilai Rp84,38 triliun.
Secara terperinci, ada empat SBN Ritel yang meluncur sepanjang semester I/2024 yakni Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI025, Sukuk Negara Ritel (SR) seri SR020, Sukuk Tabungan (ST) seri ST012, dan Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR013.
Sementara itu, DJPPR Kemenkeu menargetkan perolehan penjualan SBN ritel tembus hingga Rp160 triliun pada 2024. Artinya, capaian penjualan obligasi ritel sepanjang paruh pertama 2024 sudah melampaui 50% dari target pendanaan tahun ini.
------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.